ADINEGORO, METRO – Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) Andre Rosiade prihatin dengan terus terungkapnya penyelundupan narkoba baik ganja atau sabu dari luar Sumbar. Terakhir, Polres Pasbar dan BNNP Sumbar mengangkap dua orang yang tengah membawa 200 Kg ganja Aceh ke Sumbar. Artinya, Sumbar sudah menjadi target peredaran narkoba.
”Selama ini kita dengan Sumbar ini hanya lokasi transit peredaran narkotika di Sumatera jelang ke Pulau Jawa atau ke Malaysia. Tapi kasus terakhir, dua kurir mengaku diminta mengirim ganja ke kabupaten/kota di Sumbar. Hal ini tentu membuat kita harus lebih waspada. Karena jumlah yang ditangkap diduga tidak sepenuhnya. Perbatasan harus dijaga ketat,” kata anggota DPR RI terpilih asal Sumbar itu kemarin.
Menurut Andre, jika yang ditangkap jumlahnya 200 Kg, bisa jadi total yang telah masuk ke Sumbar bisa hitungan ton. Karena, arus lalu lintas di perbatasan Sumbar ini amat banyak. Terutama yang berbatasan dengan Sumatera Utara (Sumut), yang diduga menjadi jalur masuk peredaran ganja dari Aceh. Karena, hampir tiap bulan ada penangkapan di perbatasan ini.
“Belum lagi yang berbatasan dengan Riau, seperti di Limapuluh Kota dan Payakumbuh. Disana kerap yang ditangkap adalah pengedar sabu. Juga di Dharmasraya yang berbatasan dengan Muaro Bungo, Jambi. Begitu juga Pessel yang berbatasan dengan Muko-muko, Bengkulu. Pastinya, Sumbar yang berada di tengah-tengah adalah target penjualan narkoba dan transit,” sebut Wasekjen DPP Partai Gerindra ini, kemarin.
Andre mendesak Polda Sumbar, Pemprov Sumbar, Pemkab/Pemko se-Sumbar dan Polres dan Polsek-Polsek di Sumbar lebih menggiatkan patroli di perbatasan. Bahkan, bisa saja Sumbar ini dianggap darurat narkoba.
“Kami dengar BNNP Sumbar sudah mengakui, kalau Minangkabau tidak lagi lokasi transit narkoba. Tapi sudah menjadi lokasi tujuan penjualan narkotika,” kata mantan juru bicara Prabowo-Sandi ini.
Andre meminta semua pihak bahu-membahu memberantas narkoba. Tidak hanya aparat, tapi orang tua juga berperan dalam mengawasi anaknya jangan sampai terjerumus dengan narkoba.
“Kalau melihat susuatu yang janggal dengan anak, jangan ragu untuk memeriksakannya. Begitu juga sesuatu yang mencurigakan di lingkungan, segera laporkan,” kata alumni SMAN 2 Padang ini.
Sebelumnya Kepala Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Sumbar Brigjen Pol Khasril Arifin mengatakan, pengungkapan kasus narkotika dengan jumlah barang bukti ratusan kilo ganja tersebut sebagai hadiah di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka merupakan jaringan antar lintas provinsi yang mengambil ganja dari Aceh dan dibawa ke Sumbar untuk diedarkan.
“Penangkapan ini merupakan bukti kalau Sumbar sudah menjadi target untuk peredaran narkoba. Bukan sekadar transit lagi. Apalagi ganja yang kita temukan jumlahnya sangat banyak, yang bisa digunakan puluhan ribu orang. Artinya kita sudah menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba. Nantinya, saya harapkan mereka dihukum seumur hidup atau hukuman mati. Bisa saja dikirim ke Nusakambangan nanti,” tegasnya. (r)