PADANG, METRO – Anugerah HUT RI ke 74 bagi Pelda Syawaluddin begitu merasuk dalam dirinya. Saat akan mengikuti upacara di Makodim 0505/Jakarta Timur, Sabtu (17/8), dirinya menemukan seorang pria kumal kurus kerempeng menghampirinya. Terasa hiba menyaksikan pria kurus rambut gimbal membawa karung besar berisikan kertas dan barang rongsoangan. Kamu dari mana, namamu siapa. Si pria yang belum dikenal ini hanya menatap kosong dengan mata berkaca kaca ke hadapan Pelda Syawaluddin.
Ketika didesak, barulah pria ini mengaku bernama Zulhendra (25) alias Zul, asal Simpang Arai Pinang, Kecematan Lubuk Begalung, Kota Padang. Mana KTP mu, termyata Zul tak memiliki identitas. dan sangat memiruskan dia tak memiliki keluarga di Jakarta. Kepada Syawaluddin, dia mengaku terlantar di Jakarta dibawa teman beberapa bulan lalu.
Pelda Syawaluddin, dari balik telpon seluler kepada POSMETRO mencertikan kronlogis kejadian ditemukannya Zulhendra . Sebeluimnya, Pelda Syawaluddin yang ikut upacara peringatan HUT RI ke 74 sampai di Makodim 0505/Jakarta Timur, Sabtu (17/8) sekityar pukul 06.00 WIB.
Saat melangkahkan kaki menuju Makodim, Syawaluddin, pria asal Balai Baru, Toboh Gadang, Kecamatan Sintoga, Lubukalung ini melihat seorang pemulung yang lusuh dekil.dan agak sedikit lemas kondisinya. Merasa iba, Syawaluddin didekatinya. Tak berapalama kemudian, saya lalu menanyakan mas orang mana. Namun pria ini menatap lama dengan mata berkaca kaca. Lalu dijawabnya, saya orang Padang.
Mendengar pengakuan ini, sontak saya kaget. Saya kemudian meyakinkan dia. Apakah bisa mas bahasa Padang?. ”Bisa ,” kata pria malang ini. Terjadi dialog dan sayapun kemuidian menanyakan apakah sudah makan?. Korban kemudiain saya ajak masuk ke warung nasi. Sayapun bergegas masuk Makodim untuk mengikuti upacara peringatan HUT RI ke 74. Usai upacara sayapun menatangi korban kembali.
Stelah makan, sayapun mengatakan, untuk apa di Jakata, pekerjaan tetap tak ada sanak keluargapun tak ada. “Lebih baik pulang saja ke Padang..” aku Sawaluddin.
Kepada Syawaluddin, Zulhendara mengaku selama dirinmya di Jakarta tidur di kolong jembatan. Kadang makan, kadang tak makan. Merasa kasihan, saya pun menawarkan Zul untuk pulang kampung saja. Sebab sebelumnya Zul mengaku ingin puilang , namun uang tak ada.
Karena sudah keluar niat saya dalam hati yang tulus, barangkali inilah anugerahkan bagi saya pada peringatan HUT RI ke 74 ini, saat mengatakan kepda Zul bahwa besok Minggu pagi (18/8) tunggu saya di loaksi ini lagi. Ternyata benar saja, Minggunya Zul menunggu saya di lokasi itu kembali. Sayapun membelikan gtiket PO Gumarang Jaya. Zul pun saya naikan ke atas bisu untuk selanjutny7a menuju Padang. Selamat jalan Zul, semoga sampai tujuian dengan selamat.
“Inilah anugerah paling besar bagi diri saya sebagai Tentara. Kejadiannya persis pada HUT RI ke 74,”: ujar Syawaluddin. (ped)