PDG.PANJANG, METRO – Memaknai Hari Raya Idul Adha, sebagai bentuk peningkatan solidaritas antar sesama. Hal itu diungkapkan Walikota Padangpanjang, Fadly Amran, di hadapan ribuan jamaah Sholat Idul Adha, di GOR Khatib Sulaiman, Bancah Laweh, Padangpanjang Timur, Minggu (11/8), agar makna sosial yang terkandung dalam momentum hari qurban dapat menjadi pedoman umat dalam mengarungi perjalanan kehidupan di dunia.
“Mari kita maknai hari raya kurban tahun ini sebagai bentuk solidaritas yang mengandung unsur keikhlasan, kerelaan, kecintaan dan kasih sayang. Ketika unsur unsur itu terbagun dalam diri kita, insyaallah masyarakat padangpanjang akan selalu dalam lindungannya,” sebut Fadly Amran.
Berdiri di hadapan ribuan masyarakat Padangpanjang yang menjalani sholat Idul Adha, Walikota termuda se Indonesia itu, menghimbau jamaah untuk selalu membangun rasa persaudaraan sehingga terciptanya sebuah lingkungan yang aman dan tentram. Tidak ada lagi kriminalitas dan perbuatan perbuatan yang tidak terpuji.
“Bangunlah kehidupan bak Ibarat sebuah bangunan dimana satu dan yang lainnya memiliki keterikatan,” ungkap Fadly, lebih lanjut mengatakan Pemerintah Kota (Pemko) Padangpanjang juga mengundang Imam Azwar Hadi dan Khatib Rasyidin yang akan memberikan jamaah Khutbah.
Sementara, wakil rakyat masyarakat “Serambi Mekah” yang diwakili oleh Ketua DPRD Padangpanjang, Novi Hendri, mengatakan, Idul Adha merupakan salah satu hari besar umat Islam se dunia yang harus di wajib dirayakan setiapa tahunnya. Selain itu Idul Adha, merupakan momentum berkumpulnya ribuan masyarakat Kota Padangpanjang untuk menjalin dan mempererat hubungan silaturahmi.
Dalam sambutannya, Novi Hendri juga menyampaikan pesan pamitan dari sejumlah anggota dewan yang tidak lagi menjabat sebagai perwakilan masyarakat di DPRD Pandangpanjang.
“Saya mewakili teman-teman di dewan untuk berpamitan pada masyarakat. Meskipun tidak lagi menjadi anggota, saya yakin mereka telah menjadi tokoh masyarakat yang terus berjuang membangun Padangpanjang menuju kejayaan, “ sebut Novi Hendri.
Sementara dalam khutbahnya Khatib Idul Adha, Aswir Rasyidin, mengajak untuk merefleksikan kepatuhan dari Nabi Ibrahim kepada perintah Allah SWT. Keimanan Nabi Ibrahim mengalahkan akal fikirannya. Nabi pun rela mengorbankan anaknya. Namun, balasan dari ketulusan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail. Allah mengganti dengan domba kurban.
“Peristiwa ini, mengajari kita pada kepatuhan seorang muslim dalam menghadapi segala perintah dan larangan Allah SWT,” ungkap Ustadz Aswir Rasyidin.
Peristiwa besar tersebut, telah memperlihatkan pada umat satu dari kebesaran Allah.
“ Mari tingkatkan keimanan kita, tingkatkan kepatuhan kita atas perintah Allah. Insya Allah, kebaikan itu akan menyusul kita. Amin, “sebut Ustad. (rmd)
