PADANG, METRO – Ada yang menarik saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Padang ke-350 yang digelar di Gedung DPRD Kota Padang, Selasa (7/8) pagi. Kali ini pelaksanaan hari jadi kota minus dengan kehadiran 45 wakil rakyat. Diduga ketidakhadiran mereka karena dampak dari belum adanya keputusan tetap Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap sengkata Pemilu anggota DPRD Padang.
Selama ini, dalam menyemarakkan HUT biasanya DPRD Padang menggelar rapat paripurna istimewa. Namun di usia yang ke-350 nihil dilaksanakan. Kursi anggota dewan yang biasanya tertata rapi di ruang sidang utama malah “dibuang” atau dipindahkan ke kantin. Diganti kursi para tamu undangan.
Meski begitu, pelaksanaan HUT tetap berlancar mulus. Tampak hadir Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis, mantan Gubernur Sumbar, Azwar Anas, mantan Wali Kota Padang, Syahrul Ujud dan Fauzi Bahar, Anggota DPD RI Emma Yohana, Ketua KPU Padang, Riki Eka Putra, pengurus BKOW Kota Padang, Kepala OPD dan tamu undangan lainnya.
Pantauan POSMETRO, rangkaian acara HUT sudah dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Tampak tamu undangan mulai memadati gedung bundar, rata-rata kaum ibu menggunakan pakaian berciri khas Minangkabau. Ketika diamati di depan gerbang gedung DPRD Padang, akses menuju gedung tersebut baik dari arah Jalan Sawahan maupun menuju Jalan Jati sudah ditutup.
Para pengendara, dialihkan je persimpangan Jalan Dr Wahidin. Untuk keamanan sejumlah personel kepolisian, Dishub dan Satpol PP juga diterjunkan di lokasi untuk melakukan pengamanan, bahkan diujung Jalan Sawahan persisnya di traffic light juga terdapat satu kendaraan kepolisian. Adanya kendaraan ini pun juga tak luput jadi moment warga untuk lebih tertib berkendaraan.
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah beserta istri Harneli Bahar ditemani Wakil Wali Kota Padang, Hendri Septa beserta istri Genny Putrinda, dan Asisten II Setdaprov Sumbar, Benny Warlis tiba di lokasi acara tepat pukul 10.10 WIB disambut dengan tari pasambahan.
Terlihat pasangan kepala daerah ini menggunakan pakaian didominasi putih. Sedangkan Benny Warlis menggunakan pakaian jas dengan warna serba hitam. Tak lama setelah acara penyambutan itu, mereka berjalan menuju lantai satu gedung bundar tepatnya persis didalam ruang sidang utama yang mana telah dipenuhi oleh tamu undangan.
Tampak pula ruang sidang utama ini sudah dihiasi dengan kain pelaminan, dan tertampak spanduk berloko Pemerintah Kota Padang dengan bertuliskan Dengan Semangat Hari Jadi Kota Padang ke-350 Tahun “Mari Bersama Kita Wujudkan Masyarakat yang Unggul dan Berdaya Saing”.
Tunggu Keputusan MK
Ditanya terkait kekosongan anggota DPRD Kota Padang, Sekretaris Daerah Kota Padang, Amasrul mengatakan, belum dilantiknya 45 anggota DPRD karena KPU belum melakukan rapat pleno. Penyebabnya adalah lantaran ada gugatan pemilu yang belum dibacakan oleh Mahkamah Konstitusi.
“Jadi KPU menunggu putusan Mahkamah Konstitusi yang insyaAllah hari ini (7/8) dibacakan oleh hakim,” kata Amasrul.
Begitu sudah dibacakan, kata Amasrul, maka KPU bisa melakukan rapat pleno. Seharusnya sebut dia, ketika masa jabatan anggota DPRD periode 2014-2019 berakhir pada 5 Agustus 2019, maka langsung dilakukan pelantikan pada 6 Agustus 2019. Hanya saja hal itu tidak sejalan dengan yang diharapkan.
“Memang secara terpilih sudah ada orang-orangnya (anggota DPRD, red). Cuma kan belum ditetapkan oleh KPU apakah itu ditetapkan atau tidak tergantung MK,” ucap Amasrul.
Menurut Amasrul, jika pelantikan anggota DPRD belum dilaksanakan bisa mengganggu pembahasan anggaran. Dia berharap MK segera membacakan keputusan tentang sengketa Pileg (Pemilihan Legislatif) ini. Dengan begitu, kata dia, pihaknya dengan KPU Padang akan langsung melaksanakan rapat pleno yang didasari oleh surat yang dikirimkan KPU RI.
”Insya Allah ya, kita berjanji dengan ketua KPU Padang kemarin, hari ini semalam-malam hari dilakukan pleno. Karena kalau belum dilantik maka sedikit terundur lah pembahasan anggaran perubahan,” sebut Amasrul.
Padang Fokus 3 Sektor
Mahyeldi mengatakan, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Padang 2019-2024 dalam mewujudkan masyarakat kota Padang yang madani berbasis pendidikan, perdagangan, pariwisata unggul serta berdaya saing.
”Untuk mewujudkan itu telah ditetapkan 7 misi yang akan dilaksanakan selama lima tahun kedepan dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, bersih tertib dan bersahabat, dan menghargai kearifan lokal,” kata Mahyeldi dalam sambutannya.
Begitu juga sektor perdagangan, Mahyeldi berjanji akan mewujudkan kota Padang sebagai pusat ekonomi kreatif. Dengan melaksanakan program unggulan diantaranya yang pertama melanjutkan betonisasi dan pengaspalan jalan, serta perbaikan drainase dan pengendalian banjir secara terpadu.
Kemudian untuk pariwisata, Mahyeldi meengaku saat ini tengah berusaha mengupayakan Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang. Seiring itu, juga mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengelola objek wisata di lingkungannya dengan nyaman, dan berkesan bagi wisatawan.
”Masyarakat ini disebut Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), seperti ada di Guo (Lubuk Tampuruang). Kemarin saya membawa rombongan dari Malaysia. Dan nanti Insyallah bulan Oktober ada (lagi) rombongan dari Malaysia,” kata Mahyeldi.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap dengan mulai tumbuhnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola wisata membuat kemajuan di dunia pariwisata. Khususnya, pariwisata di bagian wilayah timur Kota Padang. Sehingga menarik para wisatawan dan tamu-tamu ke Kota Padang.
Disamping itu, Mahyeldi juga mengatakan kilas balik terbentuknya kota Padang. Hari jadi Kota Padang ini memiliki story sejarah. Masyarakat bahu-membahu malakukan penyerangan terhadap tentara Belanda yang ada di Muaro. Dengan membawa obor untuk mengingatkan penyerangan yang dilakukan oleh masyarakat Kuranji dan Pauh terhadap loji-loji Belanda.
”350 tahun yang lalu di Kota Padang merupakan kejadian yang bersejarah pada tanggal 7 Agustus, malam. Yaitu masyarakat Kota Padang. Waktu itu dikomandani oleh VOC, dan masyarakat Kota Padang membohongi tentara Belanda dengan obor,” kata Mahyeldi.
Kali ini diperkirakan lokasinya, yang berada di Muaro Padang tanggal 6 Agustus 1669 yang dijadikan sebagai sejarah lahirnya Kota Padang. karena pejuang waktu itu membawa obor yang terkesan banyak. Sehingga Belanda tertipu pada waktu itu, dan loji-loji Belanda bisa direbut, serta dikuasi.
”Penyerangan loji Belanda ini dapat kita pelajari dan kita contoh, tiru, dan teladani untuk kehidupan hari ini dan masa yang akan datang,” tukasnya. (mil)