PADANG, METRO – Ikan kakatua yang merupakan jenis ikan karang, selama ini hanya dibuang saja nelayan di sepanjang Pesisir Pantai Sumbar. Namun, siapa sangka, spesies ikan laut yang menghuni perairan dangkal tropis dan subtropis di terumbu karang ini, ternyata memiliki pasar khusus yang sangat menjanjikan.
Salah seorang pengelola cold storage di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Dodi Zamra mengatakan, salah satu cold storage yang berlokasi di Bungus bantuan dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, saat ini menampung ikan kakatua hasil tangkapan nelayan khusus Pantai Barat Sumbar.
Hadirnya cold storage ini, menjadi peluang bagi Dodi untuk memasarkan ikan jenis kakatua untuk di pasarkan ke berbagai daerah di Sumbar dan provinsi lain dan mancanegara. Ikan jenis ini sangat diminati di Hongkong, Tiongkok dan Negara Asia lainnya.
Oleh karena itu terang Dodi, pihaknya saat ini sedang mengurus berdirinya perusahaan, yang nantinya akan memasarkan seluruh ikan kakatua hasil tangkapan nelayan. “Perusahaan kami baru 21 hari berdiri. Sekarang dalam proses pengurusan administrasinya. Pihak kami nantinya akan memasarkan ikan jenis kakatua tangkapan nelayan nantinya,” ujar Dodi, kemarin.
Dodi mengungkapkan, saat ini sudah ada investor yang melirik ikan kakatua hasil tangkapan nelayan di Sumbar. Investor tersebut berasal dari Australia dan memiliki kantor perwakilan di Denpasar dan Surabaya. Rencananya, ikan ini akan dipasarkan di Denpasar dan Surabaya. Ditanya siapa investornya, Dodi belum berani menyampaikan namanya.
“Masih rahasia. Maaf ya. Selama ini kita komunikasi lewat telepon saja. Sekarang investor itu langsung datang melakukan penjajakan. Dia ingin lihat langsung apa benar Sumbar ini punya ikan jenis kakatua,” ujar Dodi.
Selain ikan kakatua, investor yang datang tersebut menurut, Dodi juga melirik ikan jenis kerapu, udang dan kepiting asal Sumbar. “Ini perdana kami dikunjungi investor untuk melihat langsung kualitas ikan di perairan laut Sumbar ini. Setelah kunjungan ini, maka akan dilanjutkan dengan proses negosiasi nantinya,” ujarnya.
Diakuinya, dari hasil pembicaraan dengan investor yang datang, Sabtu (3/8), kualitas dari ikan tangkapan nelayan tersebut, harus menjadi perhatian. Baik itu ukuran, kualitas warna ikan dan lama penyimpanan di cold storage. “Investor yang datang ke kita minta kualitas jadi perhatian. Dia tidak ingin ikan yang menggunakan formalin untuk pengawetannya. Tapi murni menggunakan es. Termasuk juga lama penyimpanan di es yang mempengaruhi warna ikan juga jadi perhatiannya,” ujarnya.
Setelah proses penjajakan dengan investor nanti, maka pihaknya akan menyosialisasikan kepada nelayan di pesisir pantai Sumbar, terkait upaya menjaga kualitas ikan jenis kakatua dan kerapu ini. Dodi mengungkapkan, selama ini kualitas ikan jenis kakatua dan kerapu ini masih terjaga, karena nelayan masih menggunakan cara tradisional untuk menangkapnya.
“Cara tangkap nelayan masih tradisional. Namun, caranyanya berbeda-beda. Ada yang pakai jaring dan tombak ada dengan cara menyelam. Kita minta kepada nelayan agar menjaga kualitas ikan tangkapan. Kita akan sosialisasikan kepada nelayan. Yang paling penting itu jangan pakai formalin tapi dengan menggunakan es untuk menyimpannya biar awet,” ujarnya.
Dodi mengakui, saat ini dukungan Pemko Padang dan Pemprov Sumbar melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar cukup besar terhadap hasil ikan tangkap nelayan di Sumbar. Dukungan yang diberikan dalam bentuk penyediakan tempat serta sosialisasi dan arahan kepada nelayan untuk meningkatkan kualitas ikan. (fan)