TANAHDATAR, METRO – Hak anak yang utama adalah bermain, salah satu penyebab anak malas melakukan aktivitas permainan tradisional ialah penggunaan telepon pintar atau smartphone yang tidak terkontrol. Sehingga, berdampak kurangnya sosialisasi anak di lingkungan sekitar secara langsung.
Pemkab Tanahdatar melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas Sosial PPPA) menggelar aneka kegiatan permainan tradisional anak, diikuti 36 sekolah tergabung dari siswa SLTP dan SLTA di Kabupaten Tanahdatar di Lokasi Pasar Van der Capellen, Batusangkar, Minggu (4/8).
Bupati Tanahdatar diwakili Kepala Dinas Sosial PPA Yuhardi saat membuka lomba mengatakan, kegiatan ini memperingati Hari Anak Nasional jatuh setiap tanggal 23 Juli sekaligus memperingati hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke 74 serta peringatan rasa syukur, karena pemerintah Tanahdatar meraih penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) 2019 diberikan Menteri PPPA beberapa waktu silam di Makassar.
“Berbagai macam permainan yang bakal terlaksana pada hari ini, tentu berdampak besar pada pelestarian permainan anak tradisional, selain membentuk kreatifitas anak, juga meminimalisir pengunaansmartphone yang tidak terkontrol. Bukan rahasia lagi sebagian besar anak menghabiskan waktunya dengan teknologi itu,” ujar Yuhardi, didampingi Kabid Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak Sumsum Horda.
Tampak antusias peserta mengikuti acara itu, keceriaan pun tersirat di wajah anak-anak saat bermain Cakbur dan membuat aneka permainan tradisional anak. Disebutkan dikatakan usia anak berkisar 6 sampai 18 tahun.
Kasi Pemenuhan Hak Anak Dinas Sosial PPPA Bulqis mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu langkah dari sekian banyak kegiatan yang sudah dilakukan untuk pemenuhan hak anak dalam bermain, kegiatan itu pun terlaksana bekerja sama dengan Forum Anak Pelangi Tanahdatar.
“Kegiatan ini terus diupayakan terlaksana secara berkelanjutan, dengan melibatkan lebih banyak lagi sekolah, tentu bakal lebih meriah,” ujar Bulqis.
Sebagai bentuk dukungan atas pelaksanaan acara itu, Guru SMP 3 Sungai Tarab Maizina saat mendampingi siswanya mengatakan, permainan anak tradisional itu sangat bagus sekali, diharapkan juga diterapkan pada jam ekstrakulikuler di setiap sekolah.
“Acara ini mengingatkan masa lalu, dahulu anak-anak saling membaur di sebuah permainan, sekarang memang hal tersebut jarang sekali dijumpai, dengan adanya acara, membangkitkan semangat anak-anak melestarikan permainan tradisional, berharap kegiatan seperti ini terlaksana disetiap sekolah,” ujar Maizina. (ant)