PARIAMAN, METRO – Seorang pengrajin warga Dusun Timur Desa Jati Mudiak, Kecamatan Pariaman Tengah, Yuni (29) berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk modal usaha pembuatan rajutan tempat peletakan ikan yang dimulainya sejak 2016.
Untuk menghidupi kedua anaknya, Yuni bekerja membantu adiknya yang mempunyai usaha air minum isi ulang di rumahnya untuk dikelola. “Saya bekerja mengelola usaha air minum isi ulang milik adik saya,” kata Yuni, Rabu (24/7).
Yuni menambahkan, karena hasil dari usaha itu tidak mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga dan anak-anak, maka ia ditawari oleh kakak laki-lakinya yang tinggal di Bukittinggi untuk membuat tempat meletakan ikan yang sudah dipancing.
“Tawaran itu saya ambil, awalnya saya diajari oleh kakak saya, bagaimana cara membuat rajutan jaring tersebut. Alhamdulillah hanya dalam waktu yang singkat dan tidak cukup sehari saya bisa membuatnya dengan hasil yang baik,” pungkasnya.
Yuni mengungkapkan, dari situlah mulai bekerja mengambil upah dari kakaknya tersebut. Namun karena kakaknya ingin beralih ke usaha lain, maka ia menyuruh Yuni untuk melanjutkan usaha tersebut dengan memodali sendiri dan menjual sendiri ke Bukittinggi.
“Saya sudah mulai usaha ini sejak 2016 lalu dengan modal yang tidak banyak. Jadi perbulannya saya hanya bisa menghasilkan 50 buah rajut,” ucapnya.
Ia menjelaskan, dalam usaha itu ia dibantu oleh empat orang tetangganya. Kalau untuk upah yang diberikan untuk pekerja sebesarnya Rp10 ribu per orang untuk satu rajutan jaring yang kecil dan Rp15 ribu untuk jaring yang besar.
“Hal itu dilakukan jika mempunyai modal yang lebih untuk membayar upah yang membantunya. Dan jika tidak ada modal, saya hanya mempekerjakan satu orang,” ujarnya.
Yuni mengatakan, satu jaring dijual dengan harga Rp43 ribu. Kemudian dari harga tersebut sudah bisa mendapatkan untung bersih sebesar Rp10 ribu. “Lumayanlah ada untungnya. Tapi itu terkadang tergantung modalnya juga. Sekarang saya terkendala modal, jika modalnya banyak, untungnya juga banyak dan tapi kalau modal sedikit sebaliknya juga,” pungkasnya.
Yuni melanjutkan, untuk pembuatan jaring ini bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya adalah potongan bambu kecil, besi, benang warna, jarum rajutan. Dalam sehari bisa menyelesaikan tiga buah jaring ukuran kecil dan dua buah jaring dalam ukuran besar. Ia berharap ada bantuan dari pemerintah, karena sejak 2016 lalu dirintis, belum ada pembinaaan dan juga bantuan yang didapatkan. Baik itu dari desa, pemerintah, atau instansi terkait. (z)