PADANG, METRO – Wakil Gubernur Sumbar Drs Nasrul Abit Datuak Malintang Panai mengapresiasi anak nagari yang tergabung dalam Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kuranji Padang yang melakukan terobosan berbagai ide yang dilahirkan untuk pembangunan nagari.
“Sehingga tidak saja melestarikan nilai nilai adat, budaya dan nilai nilai tradisional, juga sanggup melahirkan inovasi kreatif dalam membangun bangkitan ekonomi baru yakni pusat budaya dan kuliner Pauh IX,” ujar Nasrul Abit saat melaunching Pusat Budaya dan Kuliner Pauh IX Kuranji di komplek Kantor KAN Pauh IX Kuranji, Sabtu malam (23 /7).
Dikatakan Nasrul, sehingga keberadaan FKAN saat ini betul-betul dirasakan anak nagari, apalagi adanya pusat wisata budaya dan kuliner ini, dengan pola bagi hasil untuk membangun nagarinya. Hal ini merupakan kegiatan positif, karena bisa menangkap peluang sektor ekonomi. Kemudian, apresiasi terhadap anak Pauh IX yang msih melestarikan budaya dan tradisi walaupun nagari ini berada di pusat.
Ini bagian dari Kreativitas anak nagari .Namun, ada ancaman yang membahayakan generasi muda seperti Narkoba. Ancaman ini harus bisa diminimlaisir anak nagari, bagaimana anak nagari jangan sampai terjerumus masuk ke dalamnya. Sehingga merusak fisik dan masa depannya.
Ormas Nagari FKAN Pauh IX ini merupakan wadah bagi anak nagari yang memiliki torobosan dan inovasi baru dalam mendorong pelaksanaan pembangunan nagari mereka, untuk kesejahteraan anak nagarinya sendiri. “Selama ini kita hanya menganggap budaya itu identik dengan tradisional, ternyata hari ini anak nagari Pauh IX memenej budaya tradisonal itu menjadi bangkitan ekonomi,” ujar Nasrul.
Nasrul Abit mengharapkan pusat kawasan kuliner ini bisa menjadi bangkitan ekonomi masyarakat Pauh IX, yang baru dengan dukungan segala unsur dalam nagari. Termasuk dukungan pemerintah, pihak ketiga dan dukungan lainnya. “Konsep ini layak kita jadikan percontohan bagi nagari lai di Kota Padang maupun di Sumbar dalam pengembangan ekonomi UMKM di Sumbar,” ucap Nasrul.
Dikatakan Wagub, pusat wisata budaya dan kuliner nagari Pauh IX menerapkan sistem dengan para pelaku usaha, yaitu penjual hanya menyediakan barang dagangan. Sementara anak nagari menyediakan fasilitas mulai dari jasa pramusaji sampai dengan pembayaran listrik dan air.
“Ini merupakan wujud nyata dari penerapan konsep ekonomi kreatif, karena dari sini kita bisa melihat adanya pemberdayaan masyarakat, pertunjukan seni budaya tradisi dan ada penerapan sistem ekonomi kerakyatan,” ujar Nasrul.
Ketua FKAN Pauh IX Kuranji Padang Evi Yandri Rajo Budiman mengatakan, keberadaan pusat Kuliner Nagari Pauh IX ini merupakan ide dari anak nagari yang tergabung ke dalam FKAN dalam hal mewujudkan mimpinya. Karena dalam mewujudkan pusat kuliner ini tidak terlepas dari mimpi anak nagari ini sejak dipimpinnya. Awalnya dimulai sejak tahun 2015 silam, dengan membangun medan nan bapaneh.
Di Medan nan Bapaneh ini diramaikan dengan kegiatan olahraga setiap hari. Serta dilanjutkan dengan iven olahraga. Bahkan, anak Nagari ini yang telah ada memperkuat Timnas di Cabor Wushu. “Bahkan, di sini ada sekolah Cabor bola voli tanpa dipungut biaya sepersenpun, “ ujar Evi.
Pusat ini dibangun dengan menghabiskan dana lebih kurang Rp2, 6 miliar. Ke depan anak Nagari Pauh IX ini akan mewujudkan Ormas yang mandiri secara finansial. Tidak itu saja pada masa mendatang akan diwujudkan lantai dasar Kantor KAN ini akan dijadikan galeri dan pusat oleh oleh. Baik Makanan maupun peralatan tradisional.
Ketua MPA KAN Pauh IX Kuranji Padang Irwan Basir Dt Rj Alam mengatakan, anak nagari harus mempu menunjukan jati diri sebagai tuan rumah di nagarinya sendiri. Ironinya, jangan pernah menjadi tamu di nagari sendiri. “Parahnya lagi jangan sampai jalan dialih urang lalu, cupak diganti urang panggaleh,” ujar Irwan.
Dikatakan Irwan, saat ini anak Nagari Pauh IX telah mampu memperlihatkan terobosannya dalam membangun nagarinya sendiri, terutama di sektor ekonomi. Kemudian tanpa mengabaikan pelestarian nilai-nilai adat dan budaya serta kearifan lokal yang ada dalam nagari. Sehingga mampu berdiri di kaki sendiri, maka bisa tegak sama tinggi dan duduk sama rendah dengan anak Nagari lainnya di Kota Padang dan Sumber umumnya. Jangan lagi anak nagari dikota kotakan dengan kepentingan politik pragmatis sesaat. Sehingga menguntungkan sekelompok orang dan merugikan bagi nagari.
Seorang anak Nagari Pauh IX Desrinaldi P Jambak mengaku, bangga dengan karya anak nagari dengan mewujudkan pusat budaya dan kuliner ini. Hal ini bagian dari wujud kekompakan anak nagari sejalan seiring membangun nagari, walaupun di tengah-tengah deru langkah keheterogenan masyarakat saat ini.
“Namun,anak nagri mampu menjalin silaturahmi di antara sistem kekerabatan anak nagari untuk menunjukan jati diri di tengah ancaman pengaruh global,” ujar Desrinaldi. (boy)