PARIAMAN, METRO – Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit menyatakan masyarakat daerahnya yang pertama kali memproduksi Batik Tanah Liek secara massal di Sumatera Barat.
“Kenapa tidak sejak tahun 1946 masyarakat Kota Pariaman telah produksi batik tanak liek. Batik tersebut diberi nama Batik Sampan yang produksinya di Dusun Sampan, Desa Pungguang Ladiang, Kota Pariaman,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit, kemarin.
Katanya, berdasarkan catatan sejarah Pariaman merupakan pelabuhan penting pada masa penjajahan hingga pascakemerdekaan sehingga sejumlah tokoh daerah tersebut memanfaatkan potensi itu untuk membuat perusahaan batik. Sejumlah tokoh penggagas atau yang mendirikan perusahaan batik tersebut di daerah itu adalahBagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria, Sutan Salim, dan Sjamsudin.
Dikatakan, setidaknya ada belasan motif yang ada pada batik sampan di daerah itu di antaranya dalamak, burung, tabuik, batang kacang, sulaman benang emas, dan bungo salapan yang mana motif tersebut berasal dari kondisi alam dan kehidupan manusia di Pariaman.
Lebih jauh dikatakan, untuk motif dalamak yaitu lukisan tujuh bunga yang menggambarkan bahwa dulu terdapat tujuh suku di Pariaman sedangkan tabuik merupakan ikon wisata budaya di daerah itu.
“Begitu juga dengan motif lainnya, namun perkembangan batik di Pariaman mati suri sehingga kami sekarang mengangkatnya kembali,” katanya.
Untuk itu lanjutnya,Pemkot Pariaman akan mengangkat kembali batik sampan dengan menjadikan batik tersebut sebagai salah satu baju aparatur sipil negara (ASN) dan siswa di daerah itu.
“Namun sebelum itu kami buat dulu lomba untuk merancang motif dan menyiapkan aturannya,” ujarnya. (efa)