KHATIB, METRO – Hari ini Rabu (17/7), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar menggelar upacara gabungan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia (World Environment Day) yang jatuh pada 5 Juni 2019 lalu, di Halaman Kantor Gubernur Sumbar, dengan rangkaian kegiatan berupa penanaman bibit pohon Gerakan Serakan (Gertak) Andalas secara simbolis.
“Ada upacara gabungan, kita memberi bibit gertak andalas. Kalau yang itu (ketika upacara, red) simbolis saja. Tapi target kita tahun ini tanam 1.000 bibit,” kata Kepala DLH Sumbar, Siti Aisyah kepada POSMETRO, Selasa (16/7).
Sebanyak 1.000 bibit pohon andalas ini, kata Siti, ditanam diseluruh kabupaten dan kota di Sumbar. Sebagai bentuk kepedulian DLH terhadap lingkungan. Harapannya, upaya ini memberikan dampak positif bagi kelangsungan fungsi ekosistem secara sosial ekonomi bagi masyarakat luas.
“Ditanam di kabupaten/kota, kemudian di lokasi-lokasi yang memungkinkanlah, dipantau-pantau terus pertumbuhannya. Di kabupaten-kota itu kita minta ditanam di taman,” tutur Siti.
Di sisi lain, Siti meminta kesadaran masyarakat agar mengurangi penggunaan kantong plastik ketika berbelanja. Kantong plastik memberikan sumbangan besar terhadap pencemaran lingkungan karena bahannya baru bisa terurai dalam waktu yang cukup lama. Bahaya yang paling berisiko dari sampah plastik ini menurut Siti adalah di sekitar daerah pantai karena akan merusak biota air.
“Kita minta pastisipasi masyarakat supaya mengurangi penggunaan kantong plastik. Jika tidak dikelola dan dibiarkan saja, butuh waktu lama jika terurai. Bisa ratusan tahun lamanya, dan tentu itu akan berisiko tinggi apabila berada di daratan apalagi laut,” ujar Siti.
Siti menyebut kesadaran harus dimulai dari lembaganya sendiri. DLH, kata dia, setiap kali mengadakan rapat dan acara tidak lagi menyediakan minuman yang dikemas dari bahan plastik.
Di beberapa pusat perbelanjaan seperti super market dan pasar tradisional. menurut Siti juga sudah memulai penerapan kantong plastik berbayar. Namun ia mengakui penerapan kantong plastik berbayar ini masih belum menyeluruh di Sumbar.
Siti mengimbau kepada masyarakat yang berbelanja ke pasar supaya membawa kantong belanjaan dari rumah untuk mengurangi konsumsi kantong plastik. Bahkan menurut dia, harusnya masyarakar Sumbar mulai mengikuti cara belanja masyarakat di negara maju di mana kantong belanjaan terbuat dari kertas. Kantong dari kertas diketahui sangat mudah terurai.
“Dengan ide kreatif yang dilakukan masyarakat dengan mengolah sampah plastik menjadi bahan yang berguna dan dapat dimanfaatkan ini juga menjadi salah satu solusi dalam mengurangi sampah plastik. Untuk itu, daerah lain mesti bergerak dalam mengolah sampah plastik menjadi sebuah ide kreatif yang dapat dimanfaatkan,” ujar Siti. (mil)