ANDALEH – Berbagai ekpresi terpancar dari raut wajah para murid ini. Ada yang raut wajahnya riang, ada yang wajahnya biasa saja, ada yang mengantuk, ada pula terlihat tegang karena belum terbiasa dengan suasana baru. Bahkan beberapa diantaranya ada yang merengek-rengek tak ingin pisah dengan orang tua mereka. “Mau pulang, mau pulang, ndak mau sekolah,” rengek salah seorang murid.
Pemandangan ini terlihat di TK M. Nur Ikhlas, sebanyak 10 murid baru di TK ini sebelum masuk kelas, anak-anak berbaris di halaman. Para orang tua pun ikut berdiri di samping, belakang, bahkan di depan barisan agar lebih jelas melihat anak-anak mereka. Di awal pertemuan, setelah murid membaca ikrar, salah seorang guru TK memberikan sambutan.
Selesai sambutan, sambil diiringi tepuk tangan, guru mengajak anak-anak bernyanyi, di sela bernyanyi sebagian guru mengambil kertas dan membagikan ke para murid.
Pada kesempatan itu, orang tua diminta untuk tetap mendampingi anaknya selama proses pengenalan diri dilakukan. Pasalnya, hal itu upaya dalam meredam kecemasan murid. Di luar kelas, sebagian orang tua tampak menunggu anak-anaknya yang baru masuk TK.
Seperti diceritakan Mel Tri Wilda (47), wali murid dari siswa Fatur Rahman. Mel mengantarkan anaknya ke sekolah pukul 07.00 agar mendapatkan barisan paling depan. Dia mengaku, sejak semalam anaknya terlihat sangat bersemangat bersekolah. Pakaian yang digunakan dan buku-buku yang dimiliki semuanya yang serba baru dipegang dan tak ingin dilepaskannya.
“Sengaja datang lebih cepat supaya anaknya dapat barisan paling depan. Apalagi sejak malam anak saya tidak sabar mau sekolah dan melihat teman-teman baru. Padahal anak saya ini lagi sakit gigi. Tapi dia tetap gigih mau sekolah,” ungkap Adis, sapaan akrabnya saat mengantar anaknya, Selasa (16/7).
Namun saat di sekolah, kata Adis, sudah ingin cepat pulang. Alasannya masih belum terbiasa dan belum punya banyak teman. Adis pun membujuk anaknya dengan berjanji membelikannya mainan baru agar mau kembali duduk dibangkunya.
“Anak saya ini memang tipikalnya sangat aktif ya. Maunya gerak sini gerak sana, apa-apanya ingin tahu. Pas giliran sampai di TK, dia malah minta cepat-cepat pulang. Mungkin ini karena belum punya banyak teman,” ujar ibu tiga anak itu.
Lain halnya Melly, (36), ibu Adelia. Dia terlihat masih sibuk memperhatikan anaknya. Sebab, anaknya suka ketakutan dan manja. Sehingga, Adelia terlihat duduk manis sembari memperhatikan guru mengajar. “Anak saya kalau bertemu orang baru memang suka ketakutan. Apalagi kalau berbaur dengan dunia baru. Dia perlu didampingi, kalau tidak dia cemas,” kata Melly seraya mengelus rambut anaknya.
Sementara, Nasya, 5,5 tahun, yang datang di antar kakaknya justru mengalami hal yang lebih lucu lagi. Pakaian sekolah yang dia gunakan sedikit kekecilan. Sebab, ukuran tubuh cukup besar. “Karena buru-buru, bunda juga lagi gak ada di rumah. Jadi dipakai saja baju yang ada,” aku Feby (22), kakak Nasya.
Sementara, salah seorang guru di TK M. Nur, Reni mengatakan, suasana seperti ini merupakan suasana yang sering terjadi setiap tahun ajaran baru. Kejadian-kejadian unik banyak dialami. Agar murid-murid baru tidak kaku, setiap guru pada awal-awal sekolah hanya melakukan kegiatan pengenalan diri, dan bernyanyi.
“Oleh karena itu bagi orang tua yang mengantarkan anaknya kami minta mendampingi anaknya, perkenalkan dengan guru-guru di sini, biar mereka betah di sekolah,” kata Reni.
Aktivitas belajar mengajar bagi murid baru, kata Reni, kemungkinan baru dilakukan setelah 1 minggu proses pengenalan. Tidak langsung menghadapi pelajaran. Sebab, hal ini diharapkan dapat membangun keakraban antara murid-murid yang lainnya. Begitu juga anak-anak yang masih malu dan takut ke sekolah.
“Wajar sih ya, namanya anak-anak. Mereka masih banyak malu-malu, belum terbiasa dengan suasana baru. Makanya butuh penyesuaian, lambat laun anak-anak ini pasti akan terbiasa Karena mereka sudah kenal dengan temannya, jadi mereka sudah berani,” tukas Reni. (mil)