PADANGPARIAMAN, METRO – Bupati Padangpariaman H Alimukhni, mendampingi Deputi Meteorologi BMKG RI Mulyono R Prabowo mengunjung Kabupaten Padangpariaman dalam rangka pelaksanaan pembukaan Sekolah Lapangan Iklim (SLI).
”Saya mengikuti kegiatan ini bersama beliau untuk menghadiri pembukaan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) III dan Tanam Perdana Padi di Korong Pasa Usang, Kecamatan 2X11 Kayu Tanam,” kata Ali Mukhni, kemarin.
Ia memberikan apresiasi kepada panitia kegiatan ini, karena dampaknya sangat besar untuk kemajuan Padangpariaman yang lebih baik dalam segala bidang pembangunan. “Dengan adanya sekolah pembelajaran bagi petani, semoga dapat menambah wawasan bagi petani di Kabupaten Padangpariaman,” ungkapnya.
Katanya, ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu bangsa. Artinya, kejadian iklim ekstrim semakin sering terjadi pada dekade terakhir ini yang menimbulkan banyak kerugian terhadap berbagai sektor, termasuk sektor pertanian, karena itulah perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Ali Mukhni mewakili pemerintah daerah sangat mengapresiasi upaya BMKG dalam meningkatkan literasi iklim dan diseminasi informasi iklim untuk pengamanan produksi beras nasional dalam menghadapi kondisi iklim ekstrim.
“Kegiatan SLI ini merupakan kegiatan interaktif yang menggunakan metode belajar sambil praktek (learning by doing) yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pangan, sehingga kesejahteraan masyarakat khususnya petani di provinsi NTT dapat meningkat dan kebutuhan masyarakat akan pangan dapat terpenuhi,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG RI Mulyono R Prabowo menyatakan kejadian penyimpangan (anomali) iklim ditengara sangat mungkin berulang kembali pada tahun dan musim mendatang. Sehingga katanya, menuntut kesiap siagaan, baik dari sisi BMKG sebagai penyedia informasi peringatan dini iklim ekstrim, juga dari sisi para petugas penyuluh pertanian, yang berbekal informasi iklim dari BMKG bersentuhan langsung dengan petani.
Dikatakan, BMKG sejak tahun 2011 telah menyelenggarakan kegiatan SLI secara bertahap di provinsi sentra pangan Indonesia sebagai bentuk literasi iklim guna mengurangi dampak resiko iklim ekstrem.
”Melalui SLI ini, BMKG telah menjadi contoh sukses pelaksanaan program literasi iklim di negara kawasan Asia-Pasifik terhitung sejak tahun 2015,” tambahnya. (efa)















