PDG.PARIAMAN, METRO – Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur, kemarin, membuka secara resmi seminar dan bedah buku. Adapun tema bedah buku tersebut adalah pengembangan kompetensi guru pendidikan agama Islam dalam menghadapi tantangan dunia digital diera four point zero dan informatika.
Turut hadir dalam kesempatan ini Kakan Kemenag kab Padangpariaman, Kadis Pendidikan dan KebudayaanPadangpariaman dan dua orang nara sumber , H.Syafrudin Nurdi dan H Duski Samad.
Suhatri Bur menyatakan bagaimana ke depan peran aktif guru agama bisa melahirkan inovasi inovasi baru untuk memajukan dunia pendidikan melalui seminar, workshop,loka karya dan diskusi yang bermutu. “Peran guru di pendidikan agama Islam dalam proses belajar mengajar menentukan hasil akhir dari peserta didik,guru pendidikan agama Islam tidak hanya dituntut dalam mengajar tetapi harus mampu membina moral budi pekerti peserta didiknya,” ujarnya
Apalagi katanya, tantangan besar bagi dunia pendidikan saat ini, yakni menghadapi revolusi industri. Oleh karena itu setiap program studi yang diselenggarakan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi harus mampu menjawab dan sejalan dengan tantangan tersebut.
“Mau tidak mau, program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) harus memiliki kemampuan bersaing menghadapi revolusi indistri yang semakin berada di depan mata. PAI harus semakin memperkuat pendidikan karakter,” ungkap Suhatri Bur yang dijagokan menjadi BUpati Padangpariaman untuk lima tahun ke depan .
Katanya, ada tiga aspek yang harus diberi penguatan agar proses pembelajaran berlangsung secara optimal. Ketiga aspek itu, yakni pertama, peningkatan infrastruktur terutama penambahan laboratorium. “Keberadaan infrastruktur yang telah kami miliki memerlukan peningatan, terutama laboratorium. Hal ini sejelan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan menghandapi tantangan revolusi industri,” ujarnya
Kedua, lanjutnya, kerja sama dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan PAI, terutama lembaga pendidikan di antaranya madrasah-madrasah dan sekolah. Ketiga, katanya, penguatan fungsi kecendikiawanan sivitas akademika di tengah-tengah masyarakat.
“Misalnya peningkatan kepedulian sosial terhadap berbagai permasalahan sosial seperti penanggunalangan narkoba, bencana alam, mebangun lingkungan bersih, pendidikan kemasyarakatan, dan sebagainya,” tandasnya mengakhiri. (efa)


















