ADINEGORO, METRO – Media cetak yang identik dengan politik nasional, Rakyat Merdeka (grup POSMETRO PADANG), tiba-tiba saja menerbitkan berita yang nyeleneh, Selasa 2 Juli 2019 lalu. Koran referensi politik itu mengandaikan Gerindra masuk dalam kabinet Joko Widodo, meski peluangnya kecil. Rakyat Merdeka mengandaikan dua tokoh Gerindra, Fadli Zon dan Andre Rosiade jadi menteri.
Andre Rosiade yang dihubungi kemarin mengaku kaget dan tertawa-tawa saja melihat koran yang terbit setiap hari, dan selalu tampil di meja-meja politisi Senayan itu. Menurutnya, redaksi koran grup Jawa Pos itu mungkin hanya berandai-andai, karena akan ada pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Jokowi pada Juli ini.
”Kami kan sering sebut, kalau pertemuan dua tokoh Pak Prabowo dan Pak Jokowi mungkin terjadi bulan ini. Namun soal apa isinya, tentu bukan semata-mata rekonsiliasi atau sejenisnya. Yang jelas, bocorannya, Pak Prabowo akan mempertanyakan nasib para pendukungnya yang saat ini dipenjara karena terlibat kasus selama masa kampanye Pilpres,” kata Andre yang juga anggota DPR RI Dapil Sumbar 1 terpilih ini.
Andre menyebut, sebagai kader Gerindra, dia pribadi berpendapat, sebaiknya Gerindra tetap berada di luar pemerintahan, atau oposisi. Karena, itu yang diminta oleh para pendukung Gerindra ataupun Prabowo-Sandi.
“Tapi ini pendapat pribadi saya ya, karena partai belum memutuskan,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) itu.
Mengutip koran Rakyat Merdeka, mereka memulanya dengan menyebut, peluang Gerindra masuk kabinet Jokowi memang kecil. Namun, jika benar-benar hal itu terjadi, bagaimana jadinya ya? Apalagi misal nya Fadli Zon dan Andre Rosiade ditunjuk jadi menteri.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Prof Budyatna, melihat, bergabungnya Gerindra ke Jokowi agak sulit. Tapi, itu bukan mustahil. Jika Jokowi dan Prabowo setuju membentuk kabinet rekonsiliasi, dalam konsep pemerintahan kohabitasi, koalisi ini bisa menjadi nyata.
Pemerintahan kohabitasi dalam pengertian sederhana bisa diartikan sebagai bergabungnya beberapa tokoh kubu oposisi ke sebuah pemerintahan. Secara harfiah, bisa diartikan sebagai “kumpul kebo” alias “hidup bersama tanpa ikatan nikah”.
Konsep ini sudah sejak lama dikenal di Perancis. Setidaknya sudah 3 kali berlangsung di pemerintahan negara beribu kota Paris itu. Menurut Budyatna, peluang seperti itu ada.
Terlebih, Sandiaga Uno sudah menyatakan Prabowo akan segera bertemu Jokowi. Jokowi sendiri sudah berkali-kali mengajak Prabowo bersama membangun bangsa, yang diartikan Budyatna, untuk duduk dalam pemerintahan. “Mungkin saja dalam pertemuan nanti, Prabowo ditawari Jokowi kursi menteri untuk Gerindra,” ujar Budyatna.
Kalau Prabowo menerima tawa ran ini, lanjutnya, bisa saja nama Fadli dan Andre diajukan untuk jadi menteri. Alasannya, kedua orang ini adalah orang kepercayaan Prabowo. “Mereka selalu tampil terdepan selama kampanye Pilpres,” imbuhnya.
Untuk Jokowi, lanjutnya, mungkin akan menerima saja. Sebab, ini sebagai bentuk rekonsiliasi dengan Prabowo. Bagaimana dengan Fadli dan Andre? Budiatna menyatakan, tidak akan bisa menolak. Jika Prabowo yang memerintah, keduanya hanya bisa bilang, siap.
“Mereka sangat loyal pada Prabowo. Ditugaskan apa pun, akan diterima. Terlebih, Fadli Zon juga sudah pernah kerja sama dengan Jokowi,” tutur Budyatna.
Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, berpandangan sama. Kata dia, bisa saja Fadli dan Andre jadi menteri. “Bagus bagus aja. Mereka pasti bisa menenangkan pendukungnya,” ujar Hendri.
Namun, dia mengingatkan, terlalu kuno bila rekonsiliasi hanya diartikan bagi-bagi kursi menteri. Harus ada hal inovatif dari pemerintahan Jokowi bila memang memiliki semangat rekonsiliasi. “Misalnya, menerapkan beberapa ide Prabowo-Sandi ke pemerintahan,” tuturnya. (r/okt/jpnn)