PADANG, METRO – Selama musim mudik lebaran Idul Fitri dan arus balik periode 1 Mei hingga 18 Juni 2019, Pertamina Marketing Operation Region I (MOR I) Sumbagut mencatat permintaan avtur sebagai bahan bakar pesawat di lima provinsi wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mengalami penurunan hingga 24 persen.
Menurunnya permintaan avtur, dipicu tiket pesawat yang mahal menyebabkan menurunnya frekuensi penerbangan. Sementara itu, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan dibanding hari normal. Namun kenaikan tersebut dapat diantisipasi sehingga kebutugan masyarakat dapat terpenuhi.
Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina MOR I, M Roby Hervindo mengatakan, untuk wilayah Sumbagut penggunaan avtur di bandara hanya meningkat di daerah Kepri dan peningkatan tersebut hanya 1 persen. Sedangkan untuk Aceh, Sumut, Riau, dan Sumbar menurun.
Bahkan, penurunan tertinggi terjadi di bandara Aceh, yang mana konsumsi avtur selama periode 1 Mei hingga 18 Juni tahun ini, menurun hingga 55 persen. Kemudian untuk Riau turun 25 persen, Sumbar turun 23 persen dan Sumut turun 19 persen.
“Rata-rata penurunan avtur di wilayah Sumbagut mencapai 24 persen di periode yang sama tahun 2018. Penggunaan avtur menurun, diduga karena mahalnya tiket pesawat saat mudik. Konsumsi avtur di wilayah Sumbagut berbanding terbalik dengan kebutuhan BBM pada periode yang sama tahun 2018, yaitu selama masa Ramadhan dan lebaran tahun ini,” ungkap Roby.
Roby menjelaskan, untuk BBM jenis Premium di Sumbar mengalami kenaikan 57 persen, pertalite turun 34 persen, Pertamax naik 3 persen dan Pertamax Turbo naik 8 persen. Kemudian untuk Solar/Bio turun 8 persen 92, Dexlite naik 18 persen dan Dex 30 persen.
“Selain kebutuhan BBM meningkat, kami di Pertamina MOR I Sumbagut juga mendistribusikan BBM satu harga ke-6 titik di Sumbar. Kita juga menyediakan SPBU kantong di wilayah Sumbar untuk mempercepat pendistribusian BBM,” ujar Roby.
Kemudian untuk Sumut, kebutuhan Premium meningkat hingga 9 persen dibandingkan periode sebelumnya dan pertalite 2 pesen, Pertamax 12 persen, turbo 17 persen Solar/Bio turun 3 persen, Dexlite turun 13 persen, dan Dex 14 persen. Untuk BBM satu harga di Sumut, juga didistribusikan keenam titik, sama dengan Sumbar.
“Sedangkan untuk Aceh, BBM satu harga hanya didistribusikan ketiga titik. Kendati begitu, kebutuhan BBM selama di Aceh juga meningkat. Untuk Premiun naik 8 persen, Pertalite turun 1 persen, Pertamax 10 persen, Turbo 22 persen, Solar/Bio turun 13 persen, Dexlite 33 persen dan Dex 123 persen,” imbuhnya.
Untuk kebutuhan BBM jenis Premium di Riau, juga naik 2 persen, pertalite turun 4 persen, Pertamax naik 67 persen, Turbo naik 3 persen, Solar/Bio turun 13 persen, dexlite naik 16 persen dan Dex naik 5 persen. Kemudian untuk BBM satu harga, didistribusikan di satu titik.
Sementara itu untuk di daerah Kepri, kebutuhan BBM jenis Premium naik menjadi 9 persen, Pertalite turun 28 persen, Pertamax turun 3 persen persen, Turbo turun 19 persen, Solar/Bio naik 13 persen, Dexlite turun 22 persen, dan Dex 148 persen. Untuk di Kepri, pihaknya juga mendistribusikan BBM satu harga keenam titik.
Selain mendistribusikan BBM satu harga, Roby juga menuturkan bahwa pihaknya juga mengoperasikan SPBU Kantong dan SPBU Motoris di wilayah Sumbagut dengan rincian untuk SPBU Kantong sebanyak 16 titik dan SPBU Motoris sebanyak 20 titik.
SPBU Kantong dan SPBU Motoris, paling banyak terdapat di Sumbar, yaitu 8 SPBU Kantong dan 8 SPBU Motoris. Sedangkan untuk Sumut 7 SPBU Kantong dan 7 SPBU Motoris, Riau 1 SPBU Kantong dan 3 SPBU Motoris dan untuk Aceh, hanya terdapat 2 SPBU Motoris.
“Selain SPBU Kantong dan SPBU Motoris, kami juga mengoperasikan dua SPBU Modular di Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi, yaitu di Km 65+700A dan Km 65+700B. SPBU Kantong dan Motoris, serta SPBU Modular itu kami operasikan, agar pelayanan BBM untuk kendaraan selama lebaran di wilayah Sumbagut berjalan lancar,” pungkasnya. (rgr)