PADANG, METRO – Menjelang HUT Bhayangkara ke 73 , Paur Sibintur Ditbinmas Polda Sumbar AKP Syafrizen, menggelar pertemuan dengan dai dan Mubalig se Sumbar. Pertemuan yang berlangsung di Aula Utama Asrama Haji ini dihadiri oleh Ketua Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) Drs. H Ali Amran M.M DT Rajo Nan Endah, DR. H Fauzi Bahar M.Pd, Ustd H Masoed Abidin sebagai penceramah dan 100 orang da`i dan mubaliq se Sumabr.
Alhamdulillah, banyak sekali hikmah yang kita ambil dalam pertemuan silaturahim untuk mewujudkan masyarakat menjadi masyarakat madani. Tak hanya itu saja, mereka juga kita dukung untuk meningkatkan kewirausahaan,” ujar Direktuir Binmas Polda Sumbar Kombes Pol Nasrun GFahmi, melalui Paur Sibintur AKP Syafrizen Datyuak Rang Batuah SH kepada POSMETRO.
Dikatakan Syafrizen, membangun masyarakat madani Indonesia adalah sebuah pilihan tepat untuk menjadikan bangsa dan negara ini benar-benar segera meraih cita-citanya. Konsep ‘Masyarakat Madani Indonesia’ ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Bangsa Indonesia telah memiliki dan melaksanakan konsep itu. Konsep tersebut merupakan buah pemikiran para pendiri bangsa yang terdiri atas para tokoh dari berbagai kalangan yang cukup representatif mewakili semua elemen bangsa.
“Istilah ‘Madani’dalam konsep ini, sebenarnya sudah diimplementasikan pada 14 abad yang lalu di Madinah, kota yang dipimpin oleh seorang utusan Tuhan, yaitu Nabi Muhammad saw. Hasilnya sangat mengagumkan. Hanya dalam tempo 10 tahun, masyarakat Madinah berubah secara dramatis menjadi masyarakat yang adil, makmur, dan damai. Keberhasilan itu diakui oleh berbagai kalangan, hingga bekas-bekasnya masih bisa dirasakan sampai sekarang ini,” ujar Syafrizen.
Masoed Abidin dalam ceramahnya mengatakan, . konsep keberhasilan pembangunan masyarakat Madinah masih bisa dipelajari hingga detail-detailnya. Berbagai dokumen yang menunjukkan tentang bagaimana konsep dan cara mengimplementasikannya masih cukup tersedia. Keunggulan bangsa Arab dalam menghafal dan menyimpan informasi dari generasi ke generasi merupakan kekuatan dan keuntungan tersendiri hingga jejak-jejak sejarah itu tidak hilang.
Melalui dokumen sejarah yang terpelihara itu, maka dapat dipelajari dan disimpulkan bagaimana membangun bangsa dan negara yang adil, makmur, dan sejahtera dalam perspektif manusia dan masyarakat yang utuh, yaitu selalu mengedepankan religiousitas, egaliter, demokrastis, kebersamaan, mengutamakan keadilan, dan saling menghargai dan menghormati sesama.
“Uraian berikut adalah gambaran masyarakat Madani dan pintu-pintu strategis yang harus dilalui untuk mewujudkannya,” ujar Masoed Abidin. (ped)