THAMRIN, METRO – Usai melaunching jalur kereta api (KA) Padang-Nareh, Dinas Perhubungan Sumbar bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI), bersiap memulai proses reaktivasi (membuka kembali) jalur kereta api Padang-Pulau Aie. Dengan dibantu Pemko Padang, PT KAI akan segera melakukan inventarisasi lahan di sepanjang jalur kereta api tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Heri Nofiardi menjelaskan, mengenai rencana reaktivasi jalur kereta api Padang-Pulau Aie. Jalur tersebut merupakan rel tua dan jalur kereta peninggalan Belanda. Pihaknya menargetkan proses reaktivasi ini tuntas pada akhir 2019 sehingga bisa diresmikan pada awal 2020 nanti.
“Jalur kereta api yang ada di Padang sampai Sijunjung, bahkan ke Riau sudah ada sejak zaman Belanda. Mengikuti perkembangan zaman, kita aktifkan kembali jalur Padang-Pulau Aie, sehingga awal 2020 sudah bisa diresmikan,” kata Heri saat kegiatan Sosialisasi Reaktivasi dan Sterilisasi Jalur Kereta Api Antara Padang-Pulau Aie di Hotel Grand Zury, Jumat (21/6).
Saat ini, kata Heri, ada reaktivasi jalur Padang-Pulau Aie. Tahun ini, juga dibangun jalur Nareh-Sungai Limau. Sebelumnya juga telah dilakukan reaktivasi rute Padang-Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Lubuk Alung-Kayu Tanam, dan Padang-Nareh. Sementara, untuk jalur Padang Panjang-Bukittinggi akan dilakukan pengerjaan peningkatan rel kereta api secara bertahap.
“Kereta api yang kita sediakan untuk jalur Padang-Pulau Aie ini adalah KA Minangkabau Express, fasilitas kereta apinya sudah bagus karena sudah pakai AC,” ujar mantan Kepala Biro Perekonomian Sumbar itu.
Reaktivasi Habiskan Rp40 M
Kepala Balai Teknik Perkeretapian Kelas II Wilayah Sumbar diwakili PPK Bangunan Prasana dan Peningkatan Sarana Perkeretapian Kelas II Wilayah Sumbar, Ansari menyebutkan, butuh sekitar Rp40 miliar untuk anggaran mengaktifkan jalur Simpang Haru-Pulau Aie.
Berdasarkan daftar pemakaian aset dilintas Padang-Pulau Aie terdapat 238 bangunan yang terdampak penertiban dengan rincian 151 bangunan berkontrak, 87 bangunan tidak berkontrak. Bangunan tersebut terdiri dari rumah pribadi, perkarangan, bangunan milik pemerintah, dan tempat usaha.
Selain membentuk tim terpadu, sebut Ansari, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan mulai 21 Juni sudah diterbitkan Surat Pemberitahuan (SP) I untuk pembongkaran dan mengosongkan bangunan. Pembongkaran bangunan paling lambat setelah pemberitahuan SP III atau setelah penyerahan biaya bongkar.
Menurut Ansari, rencana reaktivasi jalur kereta sepanjang 3 kilometer itu sudah sesuai target. Sesuai dengan surat Keputusan (SK) Direksi PT Persero nomor Kep.U/JB.321/IV/11/KA-2013, masyarakat akan mendapatkan uang pindah sebesar Rp150 ribu per meter persegi bagi pemilik bangunan permanen. Bagi warga yang haya memiliki bangunan semi permanen hanya Rp100 ribu rupiah per meter persegi.
“Panjang rute Padang-Pulau Aie ini kurang lebih 3 kilometer. Untuk relnya sendiri tidak persis berhenti di Pulau Aie itu, kemungkinan akan kita buat halte sebelum simpang warung makan Joni,” kata Ansari.
Ada 9 perlintasan sterilisasi dalam reaktivasi jakur kereta api ini. Ansari merinci, Jalan Sawahan akan dilakukan eksisting dengan plang pintu, Jalan Dr. Wahidin akan dibuat pakar panel dari sisi selatan, Jalan Proklamasi, Jalan Husni Thamrin, Jalan Karya Padang dibangun 2 sisi pagar panel, dan Jalan Kampung Nias dibangun pagar panel sisi timur.
“Kemudian Jalan Belakang Pondok dibuat pagar panel sisi barat dan timur, serta ornamen, Jalan Palinggam, dan Jalan Pulau Aie,” tambah Ansari.
Sementara itu, Pemko Padang mendorong upaya reaktivasi jalur kereta api Padang-Pulau Aie yang saat ini non aktif. Pasalnya, Pulau Aie merupakan wajah Padang kota lama, sehingga ini harus dibenahi supaya pariwasata di kawasan tersebut semakin menggeliat.
“Kita dorong juga kepada masyarakat yang ada di Pondok (di Kota Lama, red) untuk bisa memanfaatkan aset-aset yang selama ini ada, dan juga bangun-bangunan tua memperhatikan tentang nilai-nilai historisnya maka ini bisa menjadi daya tarik investor,” kata Wako Mahyeldi
Mahyeldi mengungkapkan, bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan PT KAI untuk memanfaatkan jalur kereta api yang ada di kota Padang bukan hanya ke arah bandara namun juga antar kota termasuk ke Indarung. Sehingga memudahkan masyarakat yang padat penduduknya untuk berakvitas.
“Ini harus kita dorong, karena kota Padang mempunyai perencanaan angkutan di daerah itu adalah angkutan masal yakni, Trans Padang, dan Kereta Api. Karena hal ini dapat mengairahkan pariwisata di Kota Padang,” ujar Mahyeldi. (mil)