SAWAHLUNTO, METRO – Dua harimau Sumatera yang kini hadir di BUMD PT Wahana Wisata Sawahlunto (PT WWS) Kota Sawahlunto, menjadi bintang destinasi Kota Tua itu di sepanjang liburan Idul Fitri 1440 Hijriyah. Kondisi ini berdampak pada padatnya pengunjung di Sawahlunto.
Hal itu diyakini dapat menjadi pengobat luka kerugian PT WWS setelah tahun sebelumnya terpaksa merelakan kerugian hingga Rp1,8 miliar. Dua harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatera) hasil peranakan harimau itu merupakan pejantan yang ditangkap di Desa Taratak Boncah, Sawahlunto, dengan betina hasil tangkapan dari Sijunjung beberapa tahun silam.
Staf Umum dan Marketing PT WWS Ika Alusi mengatakan, terjadi peningkatan kunjungan dari tahun sebelumnya setelah BUMD tersebut terdagrasi kerugian cukup besar hingga Rp1,8 miliar yang berdampak mundurnya Direktur Gannoffahlis di akhir 2018 lalu.
Ika menambahkan, selama liburan Idul Fitri 1440 Hijriyah ini, terjadi lonjakan pengunjung di dua lokasi yang dikelola PT WWS. Seperti objek Waterboom Muaro Kalaban dan kawasan wisata konservasi Taman Kandi, Desa Kolok Nan Tuo, Sawahlunto.
“Liburan Idul Fitri tahun ini berdampak positif naiknya angka kunjungan setiap hari diatas 5.500 orang yang dihitung berdasarkan jumlah karcis terjual seharga Rp 15.000 per orang. Kami optimis mampu meraih target capaian hingga Rp3 miliar dalam sepekan ini dari dua destinasi itu, sehingga mampu menutupi kerugian sebesar Rp1,8 miliar tersebut,” tukas Ibeng.
Ia menjelaskan, peningkatan kunjungan di kedua destinasi karena adanya pembenahan dan pembaruan yang terjadi. Seperti, adanya koleksi baru dua spesies kelompok primates harimau Sumatera yang baru saja didatangkan dari taman konservasi Kinantan Bukittinggi, 2 Mei 2019.
Kedua harimau tersebut menurutnya, merupakan hasil pengembangbiakan pejantan dari Tak Boncah dan betina dari Sijunjung yang berhasil diperangkap warga beberapa tahun silam. “Kedua harimau itu asli panthera tigris Sumatera asal Sawahlunto dan Sijunjung,” tukasnya.
Selain harimau kembali mempopulerkan destinasi Kandi yang sempat terseok-seok, wahana pendukung lainnya tak kalah menarik dilokasi yang sama, seperti berbagai permainan air seperti, naga boat, speedboat, kereta air, dan lainnya. Pengunjung juga dimanjakan dengan naik keledai, gajah, serta bermain flying fox diatas permukaan Danau Kandi.
Taman konservasi Kandi saat ini memiliki 71 satwa, 14 spesies dari jenis primata, mamalia, reptil, karnifora, dan jenis aves atau burung. Namun sayang, pihak pengelola tidak melengkapi nama-nama spesies tersebut di atas papan stand yang ada di depan disetiap kandang spesies itu.
Situasi dan kondisi kedua destinasi terlihat aman, karena di lokasi itu ada pos pengamanan lebaran yang didirikan Polres setempat berkoordinasi dengan pihak terkait. Meski sebelumnya, sempat terjadi persoalan kecil terkait penarikan retribusi parkir yang tak sesuai ketentuan berlaku. Namun setelah dimediasi berbagai pihak, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan bijaksana. (zek)