Juara dunia timnas Prancis kalah 0-2 dari Turki di laga Grup H kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stadion Buyuksehir, Minggu (9/6) dini hari WIB. Dalam pertandingan tersebut Prancis menurunkan skuat terbaiknya, termasuk gelandang Paul Pogba, penyerang muda Kylian Mbappe, dan Antoine Griezmann.
Tetapi keunggulan Les Bleus dari komposisi tim tidak bisa dimanfaatkan dengan baik saat pertandingan. Tim tamu kesulitan membongkar pertahanan tuan rumah. Di menit ke-30 justru Turki yang bisa unggul lebih dulu lewat sundulan Kaan Ayhan memanfaatkan umpan Merih Demiral. Sundulan Ayhan ke tengah gawang tidak bisa ditepis kiper Hugo Lloris.
Turki menambah keunggulan mereka 10 menit usai gol pertama. Kali ini giliran Cengiz Under yang membobol gawang Lloris di menit ke-40 berkat umpan Dorukhan Tokoz yang memanfatkan blunder Pogba.
Gol itu terjadi dari kegagalan Samuel Umtiti membuang bola dengan sempurna. Bola liar berusaha dikejar Burak Yilmaz dan Pogba. Pogba bisa mendapat bola lebih dulu. Namun karena kalah duel dengan Yilmaz, bola itu pun terlepas. Dengan cepat bola direbut Tokoz untuk langsung dioper kepada Under. Tendangan Under ke sisi kanan tidak bisa dijangkau Lloris.
Meski menguasai permainan dengan 61 persen, namun tim asuhan Didier Deschamps itu tidak memiliki tendangan ke arah gawang lawan. Sebaliknya, Turki memiliki 6 tendangan on target dan 4 tidak tepat sasaran.
Kemenangan atas Prancis menempatkan Turki di puncak klasemen sementara Grup H dengan 9 poin dari tiga laga, disusul Prancis yang mengantongi 6 poin.
Pelatih Prancis, Didier Deschamps, tak mampu menyembunyikan kekecewaan kala dipermalukan Turki, 0-2. Mantan pelatih Juventus itu memuji kolektivitas tuan rumah.
”Tidak banyak yang saya katakan, ini tamparan bagi kami. Saya harus katakan Bravo Turki,” kata Deschamps, dikutip dari laman resmi UEFA.
Ia mengakui penampilan buruk anak-anak asuhnya dan tidak ada satu pun catatan positif yang bisa diambil dari penampilan timnya dalam laga tandang ke markas Turki tersebut. Ia mengatakan anak asuhnya tak mampu membuat perbedaan, sedangkan tim lawan tampil solid.
Pada laga tersebut, Prancis diperkuat sejumlah penggawa inti, seperti Antoiene Griezmann, Paul Pogba, dan Kylian Mbappe. Namun, kampiun Piala Dunia 2018 itu justru menyerah dua gol tanpa balas, lewat torehan Kaay Ayhan dan Cengiz Under. Bahkan, pada laga tersebut, Les Bleus sama sekali tidak bisa mencatatkan tembakan tepat mengarah ke gawang.
Deschamps menyebut, meski berstatus sebagai juara dunia, tapi dengan penampilan tersebut, Prancis bakal kesulitan untuk bisa tampil pada putaran final Piala Eropa 2020.
”Saat kami tampil seperti itu, maka tidak ada satu pun hal positif yang bisa kami ambil di laga tersebut. Kami tidak bisa mengancam gawang lawan,” ujar Deschamps.
Mantan gelandang bertahan timnas Prancis itu pun menegaskan, kekalahan dari Turki itu menjadi tamparan keras buat timnya untuk bisa kembali menemukan ketajaman dan bentuk permainan terbaik mereka. Ia siap mengevaluasi apa yang terjadi.
”Ini menjadi tamparan yang begitu keras buat kami. Kami akan menganalisa semua kesalahan di laga tersebut. Kami mesti bersiap untuk menghadapi laga selanjutnya. Selain mengucapkan selamat kepada Turki atas kemenangan mereka, saya juga harus menyebut, kami mesti kembali ke dasar guna bisa bangkit di laga selanjutnya,” kata Deshcamps.
Selanjutnya, Deschamps meminta anak asuhnya mengalihkan fokus ke laga lanjutan. Terlebih, tiga hari setelah laga kontra Turki, Prancis bakal kembali melakoni laga lanjutan di babak kualifikasi Piala Eropa 2020, kontra Andorra, Senin (11/6) waktu setempat. ”Pada hari Selasa nanti, kami memiliki tantangan yang berbeda,” ujar juru taktik 50 tahun itu.
Hasil di Konya membuat Turki menuliskan sejarah baru. Pertama kalinya tim tersebut mengalahkan Perancis. Merih Demiral dan rekan-rekan berada di puncak klasemen Grup H. Dengan mengantongi sembilan poin, tim polesan Senol Gunes unggul tiga angka atas Perancis di kursi runner up. (*/ren)