ADINEGORO, METRO – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai tersingkirnya sejumlah wajah lama yang vokal di DPR, membuat kesempatan munculnya wajah-waah baru. Adi memprediksi sejumlah pendatang baru yang dinilai akan vokal di Senayan nantinya.
”Mereka yang gemilang bisa kita lihat pasti berlatar belakang aktivis, para juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi, seperti Andre Rosiade, saya kira akan langsung vokal,” kata Adi kepada wartawan, kemarin.
Namun, Adi berpendapat kevokalan mereka tidak akan terlalu berpengaruh terhadap produk DPR, seperti undang-undang, jika mereka hanya kader biasa. Pengecualian terjadi jika orang-orang ini memiliki jabatan khusus seperti ketua fraksi atau ketua komisi.
”Karena seluruh keputusan politik yang melibatkan banyak fraksi sekalipun akan melalui prosedur. Jadi wajah baru caleg terpilih itu tidak akan ada jaminan. Tanpa persetujuan pimpinan fraksi dan pimpinan parpol ya enggak bisa. Tapi mereka memberikan suatu penyegaran lah,” jelas Adi.
Dia memprediksi, DPR tidak mengalami perubahan signifikan jika para anggota dewan tidak berimbang dalam menjalankan tugasnya. Adi menyebut saat ini kondisi DPR lebih banyak mengawasi pemerintah ketimbang membuat produk perundangan.
”Kalau mental model DPR enggak berubah ya DPR pengerjaan utama masih jauh api dari panggang. Energinya habis memantau pemerintah. Giliran legislasi, ya prolegnas kita tidak jalan,” jelas dia.
Dihubungi terpisah Andre Rosiade mengaku jadi anggota dewan atau tidak, dia akan tetap vokal selama dipercaya Gerindra. Katanya, sejak bergabung dengan Gerindra, dia terus berjuang di pusat, juga di kampung halaman di Sumbar. Tak jarang, hal itulah yang menjadikannya begitu populer dan mendapatkan suara lebih dari 133 ribu di Dapil Sumbar 1.
”Alhamdulillah, kalau ada yang menyebut kami akan vokal di DPR RI nantinya. Tentunya mereka telah melihat track record-nya seorang Andre Rosiade. Baik sejak mahasiswa, atau sejak bergabung di Partai Gerindra. Menjadi anggota dewan harus vokal, kalau tidak percuma,” kata Wasekjen DPP Partai Gerindra ini.
Andre melihat, DPR berikut akan diisi oleh orang-orang yang vokal, karena hal itu yang diharapkan pemilih. Masyarakat tak lagi memilih orang-orang yang hanya diam di parlemen, sementara mereka yang ”menggajinya” setiap bulan.
“Tentu sebagai wakil rakyat harus vokal untuk aspirasi masyarakatnya. Bukan vokal yang tidak menentu,” katanya. (r)
