PADANG. METRO – Geliat taksi berbasis online di Padang tidak semulus dan seindah yang diharapkan. Jumlah pengemudi taksi online yang seakan lebih banyak dibandingkan penggunanya berdampat serius terhadap penghasilan driver online di Kota Padang. Pendapatan jauh berkurang dari pertama kali aplikasi ini masuk ke Kota Padang.
Selain sudah banyaknya pengemudi online. Sistem aplikasi yang semberaut membuat orderan tidak merata. Akun driver tidak berjalan semestinya karena akun driver pemudi taxi online brand GOCAR. Akibatnya, banyak driver yang mengeluh tidak capai target dan terancam gulung tikar.
Menurut Dede (34) salah seorang pengemudi drive online mengatakan, Sejak sudah lebih 4 bulan driver merasa sistem aplikasi seakan tidak berpihak kepada pengumudi. Orderan sepi karena adanya sistem prioritas dan tidak prioritas.
”Kalau akun saya tidak prioritas jarang” tupo” (tutup poin) alias gagu, sehingga orderan konsumen berkurang. Jangankan untuk bayar cicilan, buat biaya kebutuhan di rumah saja kita sekarang susah,” ujarnya kepada POSMETRO kemarin, (15/5).
Lebih lanjut Dede menjelaskan, kalau dibiarkan begini, semakin hari cicilan mobil akan banyak menunggak dan mobil akan terancam sita pihak finance.
“Biasanya saya narik dari subuh hingga jam 12 malam. Bisa dapat duit kotor Rp 335 ribu. Itu kalau tutup poin 15 orderan dan dapat bonus Rp 200rb dari aplilakasi. Sekarang saya mendapatkan 4 orderan paling banter 8 orderan” terangnya.
”Kalau dapat 8 orderan sehari berarti penghasilan kotor saya sekitar Rp140ribu sehari, itu pun hingga larut malam. Penghasilan tersebut belum masuk makan dan bensin mobil dan biaya lainya, “ sambungnya.
Hal serupa juga dikeluhkan pengemudi taxi online lainya. Roni ( 32), Roni mengaku kendaraan roda empat bemerk Gran All new Toyota Avanza yang sudah setahun dibelinya dengan cicilan sebesar Rp 4,1juta susah untuk terpenuhi.
Kalau dahulu, lanjut Roni. Ia bisa meraup penghasilan kotor sehari 300-400ribu sudah termasyk bonus dari aplikasi. Tapi sekarang target itu sulit tercapai.
”Sangat susah bang. Ini saja mobil saya udah jalan 2 bulan belum dibayar. Biasaya saya ngutang sana sini untuk nombok cicilan mobil, bisanya saya bayar satu bulan dan ngutang sebulan dulu. Emang bunganya udah banyak, hampir lebih sekali angsuran, gimana lagi dari pada disita pihak leasing, “keluh Roni.
Pria yang hampir dua tahun menggeluti profesi sebagai pengemudi taxi online ini menambahkan, saat ini telah banyak kawan kawan yang banting stir, bertukar profesi lain. Dan celakanya lagi banyak yang sudah terlanjur mengangsur kendaraan mobilnya dan tidak mampu lagi membayarnya sehingga mobil dijual dengan pulang DP.
”Banyak teman teman yang sudah bertukar profesi. Tidak lagi narik gokar lagi. Tidak sesuai pendapatan dengan hutang yang ditanggung. Banyak juga yang menjual murah mobilnya dengan hanya memulanglan DP saja meskipun itu merugi,” bebernya.
Dirinya menjelaskan, sepi dan tidak merata orderan taxi online ini telah sering dilaporkan melalui layanan aplikasi call center PT. Gojek Indonesia namun tidak ada respon .
”Sudah berkali kali saya telfon cs menjelaskan masalah ini. Maupun layanan diaplikasi namun responnya itu saja. Tidak memuaskan, sekarang kita telah diatur oleh sistem dan dibelenggu oleh utang dan riba,” tukasnya. (cr1)