SAWAHAN, METRO – Pasca KPU Padang selesai melakukan rekapitulasi perolehan suara, nama-nama caleg yang diprediksi bakal mengisi 45 kursi di DPRD Kota Padang pun mulai terlihat terang. Namun di balik itu, banyak hal menarik yang menjadi perhatian. Seperti nasib lima anggota DPRD Padang yang mengundurkan diri sebagai anggota dewan karena kembali mencaleg dari partai lain.
Lima anggota DPRD Padang yang mengundurkan diri karena mencaleg kembali dari partai lain. Lima orang itu adalah Zaharman, pindah dari Hanura ke PKS, Osman Ayub dari Hanura ke NasDem, Yendril dari Hanura ke PKB, Nila Kartika dari PPP ke partai Demokrat dan Helmi Moesim dari Golkar ke Partai Berkarya.
Seperti diketahui, mayoritas masyarakat Sumbar adalah pemilih Cawapres nomor 02. Disamping pengaruh derasnya gelombang politik pada saat pilpres yang menyeret sejumlah partai pendukungnya, ternyata beberapa figur yang dinilai masyarakat telah berbuat selama ini di daerah pemilihannya (dapil) masih terpilih kembali. Meski pun mereka harus melawan arus berdiri di partai yang mendukung maupun pengusung pasangan capres 01.
Dari lima anggota dewan yang berhenti dan pindah partai untuk ikut kembali menjadi caleg pada pemilu 2019 tersebut, tiga orang diantaranya berhasil kembali terpilih dan dipastikan bakal melenggang lagi ke gedung bundar Sawahan. Meski ada prahara di partainya yang lama dan tekanan politik di partai yang baru, ternyata tak mempengaruhi keterpilihan mereka.
Tiga caleg yang berhasil kembali terpilih itu adalah Osman Ayub, Helmi Moesim dan Nila Kartika. Masing-masing mereka tentu memiliki cerita panjang tentang perjuangan keras dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat dengan partai barunya.
Osman Ayub, merupakan satu satunya caleg dari partai Nasdem yang terpilih untuk anggota DPRD Kota Padang. Bahkan, empat anggota dewan dari Partai Nasdem yang sebelumnya dikabarnya tidak lagi terpilih.
Ternyata, perpindahan Osman Ayub dari Partai Hanura membuat Nasdem mendapatkan satu kursi di DPRD. Sementara, Partai Hanura yang pada periode sebelumnya sempat mendapatkan satu fraksi di DPRD Padang, di periode 2019-2024 kemungkinan besar akan kehilangan fraksinya.
Osman Ayub mengatakan, Pileg 2019 merupakan pileg terberat selama dirinya mengikuti pileg untuk yang ketiga kalinya. Meski memang suaranya berkurang dibandingkan periode sebelumnya, namun dirinya masih tetap mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Dapil V (Padang Utara, Padang Barat, Nanggalo) untuk kembali menjadi wakil rakyat di DPRD Padang.
Menurutnya, adanya beberapa faktor yang membuat beratnya pertarungan pileg 2019. Pertama, pengaruh politik di pilpres terhadap caleg dari partai pendukung. Termasuk maraknya isu-isu yang dihembuskan tentang partai pendukung penista agama.
“Ini sangat luar biasa mempengaruhi masyarakat. Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada saya, membuktikan bahwa saya dan partai saya bukanlah penista agama,” terangnya.
Selain itu, juga karena pengaruh pertarungan politik masing-masing caleg di internal partai maupun antar caleg di daerah pemilihan.
“Setelah saya keluar dari Hanura dan masuk ke Nasdem, luar biasa fitnah yang berdatangan. Tapi Alhamdulillah semua saya lalu dengan baik, dan Tuhan tetap memperlihatkan yang benar itu benar dan yang salah itu salah,” ungkapnya.
Sementara itu, Helmi Moesim anggota DPRD yang di PAW dari Partai berlambang beringin (Golkar) dan pindah ke partai baru yang juga berlambang beringin (Berkarya) tidak terlalu banyak berkomentar terkait keterpilihan dirinya kembali.
“Saya ingin membuktikan beringin lama itu belum tentu lebih baik dibandingkan beringin baru. Alhamdulillah masyarakat masih memberikan kepercayaan kepada saya, meski pindah partai,” terangnya.
Terakhir, dia menyebutkan, kunci keberhasilan itu bila segala sesuatu perbuatan bisa dilakukan dengan ikhlas.
“Menjadi caleg itu, jangan pernah ada niat buruk atau ingin menjelekkan kompetitor yang lain. Luruskan saja niat, ya sudah,” pungkasnya. (hsb)