BUKITTINGGI, METRO – Pembangunan Masjid Tablighiyah Garegeh, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) masih terbengkalai sehingga membutuhkan biaya pembangunan. Pasalnya, hingga saat ini, kondisi keuangan untuk kelanjutan pembangunan tersebut sudah tidak memadai lagi.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid Tablighiyah Garegeh, Dedi Fatria mengatakan, saat ini pekerjaan pembangunan telah menghabiskan dana sekitar Rp2 miliar, yang berasal dari perantau, masyarakat dan kaum muslimin dan muslimat sekitar Rp1, 5 miliar lebih. Selain itu bantuan dari dana pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD Bukittinggi sebesar Rp450.000.000.
Untuk proses kelanjutan pembangunan yang tengah terbengkalai itu, maka panitia pembangunan masih membutuhkan dana, mengingat saat ini dana pembangunannya sudah dalam keadaan minus karna memiliki hutang ke toko bangunan lebih kurang Rp 800 juta.
Sementara target pembangunan tahap satu sangat mendesak, yaitu pengadaan besi sebanyak 3. 500 batang, triplek 650 batang, semen sebanyak 300 kubik dan upah. Sehingga dibutuhkan dana menjelang lebaran ini sebesar Rp 700 juta.
Oleh sebab itu, panitia pembangunan Masjid Tablighiyah Garegeh, sangat berharap bantuan dan uluran tangan dari para donatur dan seluruh kaum muslimin dan muslimat dimana saja berada. Untuk penyaluran bantuan dapat disalurkan melalui rekening Bank Mandiri Syariah dengan nomor rekening 26202628, atas Nama PP Masjid Tablighiyah Garegeh dan rekening Bank BRI dengan nomor rekening 5428-01-018681-53-2.
“Bantuan pembangunan juga dapat disalurkan melalui kontak person panitia pembangunan, yakni Ketua 081363729998, Wakil Ketua 08126620845, Bendahara 08126621297, Wakil Bendahara 081311580068,” ujar Dedi Fatria Dt Mangkuto Sutan.
Ia mengatakan, masjid Tablighiyah Garegeh akan berdiri diatas tanah seluas 4.168 m2, dimana 2.283 meter diantaranya merupakan tanah wakaf dari Hj.Nurhelmi Djamaan. Masjid Tablighiyah dibangun secara representatif dengan melakukan pengembangan dan memperluas bangunan masjid Tablighiyah yang ada sekarang ini.
Masjid dibangun tiga lantai yang dilengkapi dengan sarana pendukung lainnya, seperti MDA yang representatif, ruangan Pendidikan Tahfiz, areal parkir yang memadai, ruangan pertemuan, ruangan kesehatan, ruangan pustaka, ruangan istirahat, ruangan pengurus dan lembaga, ruangan rapat, kamar mandi umum, kamar takmir masjid, kamar petugas masjid dan lainnya.
“Peletakan batu pertama pengembangan pembangunan ini telah dimulai pada April 2018 lalu. Sampai saat ini desain yang baru selesai yakni bagunan utama masjid dengan luas 47 x 30 Meter yang Konsturksi bangunannya tiga lantai. Sedangkan bangunan lainnya berupa sarana pendukung dalam tahap penyusunan,” ujar Dedi Fatria.
Menurutnya, sejarah Masjid Tablighiyah yang terletak di KM 3 Jalan Soekarno Hatta Garegeh ini, tidak hanya dikenal sebagian kaum muslimin dan muslimat yang ada di Bukittinggi dan Sumbar. Tetapi juga dikenal sebagian warga Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari empat faktor sejarah pembangunannya, yakni lantai pertamanya diresmikan dimasa pemerintahan Almarhum Walikota Bukittinggi Kamal, yang disaksikan mantan Wakil Presiden RI Muhammad Hatta pada tanggal 29 September 1963 M/11 Zulqaedah 1383 H.
Sementara lantai keduanya diresmikan Alm Buya HAMKA pada 7 Nopember 1969 M/26 Sja’ban 1389 H. Di samping itu, Masjid Tablighiyah Garegeh memiliki sarana dan prasarana masjid yang mendukung pelaksanaan ibadah bagi setiap pengunjung dan jamahnya, serta masjid ini sering kali di dokumentasikan oleh berbagai pihak terutama fotographer untuk kalender. Sehingga keberadaan masjid ini cukup dikenali oleh banyak kaum muslim.
“Masjid Tablighiyah Garegeh saat ini hanya bisa menampung jamaah sekitar lebih kurang 700 orang. Sementara jumlah penduduk Kelurahan Garegeh mencapai 2.664 Jiwa. Belum lagi keberadaannya yang berdekatan dengan beberapa lembaga pendidikan seperti SMAN 5 Bukittinggi, IAIN Bukittinggi dan Stikes For The Kock,” ungkap Dedi Fatria. (u)