GUNUNGPANGILUN, METRO – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang menjadwalkan akan melakukan pengecekan makanan di pasar babukoan selama Ramadhan. Hal itu bertujuan untuk mengawasi peredaran makanan dan minuman yang dijual lebih hiegenis dan sehat.
Kepala BBPOM Padang, Martin Suhendri mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim khusus yang terdiri dari Dinas Perdagangan Kota Padang, Dinas Kesehatan Sumbar, juga instansi terkait guna melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar pabukoan yang berada di depan Blok III Pasar Raya Padang.
”Kita baru dapat jadwal besok (8/5), sesuai jadwal dengan Wali Kota. Kita ke lapangan bersama Dinas Perdagangan yang punya gawe, Dinas Kesehatan Sumbar, Dinas Pangan. Nanti instrukturnya pak Endrizal dari Dinas Perdagangan,” kata Martin, Selasa (7/5).
Pengecekan makanan di pasar babukoan, kata Martin, memastikan makanan dan minuman apakah mengandung zat berbahaya atau tidak. Seperti mengandung formalin, zat pewarna makanan, pemanis buatan, borax dan lain sebagainya. Zat-zat berbahaya ini, katanya, tetap menjadi fokus BBPOM setiap tahunnya.
”Yang menjadi fokus kita dalam sidak tetap pewarna, cindu dalimo, pemanis buatan, yang menggunakan pengawet seperti borax dan lain-lain sebagainya. Ini tetap menjadi sasaran kita seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Martin.
Jika ada ditemukan pedagang yang menjual bahan makanan berbahaya, sambung Martin, akan dilakukan penindakan bertahap. Mulai dari pemanggilan, pengambilan bahan makan dan kemudian dilakukan pembinaan agar tidak lagi menjual bahan makanan berbahaya.
”Kalau ditemukan, kita akan datangi rumah pedagang, lalu dilakukan eksekusi, setelah itu akan kita tutup dan segel tempat pabukoannya, tidak boleh lagi berjualan,” tambah Martin.
Lebih lanjut, kata Martin, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada para pedagang sebelumnya. Terutama kepada para pedagang pabukoan beberapa waktu lalu agar menjual makanan yang baik dan tidak mengandung zat-zat berbahaya.
Oleh karena itu, Martin mengimbau kepada masyarakat yang membuat makanan pabukoan jangan gunakan bahan tambahan pangan yang dilarang karena bisa menganggu ibadah masyarakat yang sedang berpuasa. Kemudian, dilarang menggunakan pemanis makanan selain dari gula sebab bisa membuat tubuh lemas.
”Karena orang berpuasa itu butuh energi dari gula kalau pemanis buatan orang akan jadi lemas dan tidak ada energi tambahannya. Kemudian jangan gunakan pewarna, pengawet, dan perapuh,” imbau Martin.
Sementara kepada masyarakat yang mengonsumsi makanan pabukoan, Martin juga mengimbau, perlu menjadi konsumen yang cerdas, jangan mudah teperdaya dengan warna yang mencolok, aroma yang mengguirkan. Tanda-tanda ini perlu diwaspadai agar terhindar dari zat berbahaya.
”Kalau rapuh kerupuknya tidak hilang hingga tiga hari jika ditarok di tempat terbuka, itu dicurigai ada borax. Kemudian untuk makanan yang tidak dihinggapi lalat seperti ikan mentah itu perlu diwaspadai formalinnya,” imbau Martin lagi.
Terkait sidak pasar pabukoan, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday mengatakan, pihaknya hanya bisa memberikan pembinaan dan tidak menyita barang atau makanan jika didapati mengandung formalin atau zat lainnnya yang bisa merusak kesehatan masyarakat.
”Ini gawenya BBPOM, kita kan gak punya labor. Palingan kalau diajak sidak, ya kita ikut. Kalau menindaklanjuti makanan tersebut, kita hanya sebatas melakukan pembinaan,” kata Merry.
Meski tidak bisa menindak langsung, tambah Merry, namun pihaknya terus melakukan penyuluhan, pembinaan dan turun langsung ke lapangan. Kepada pedagang, dia meminta, agar tidak menjual makanan yang mengandung zat formalin. Sebab kerap ditemukan pedagang yang pura-pura tidak mengetahui bahaya tersebut.
”Para pedagang nakal sering memberikan zat formalin dengan memasukan padan adonan saat akan membuat bahan makanan. Setelah makanan dibuat lalu direndam dengan air yang telah dicampu zat formalin,” sebut Merry. (mil)