SOLOK, METRO – Kawasan Danau Singkarak masih menjadi primadona bagi masyarakat dalam menyambut tradisi balimau menjelang masuknya bulan puasa. Semenjak Minggu (5/5) siang, kawasan Danau Singkarak telah mulai dipadati oleh pengunjung meski hanya untuk sekedar mandi-mandi.
Dari pantauan POSMETRO, petugas kepolisian setempat mulai sibuk mengatur arus lalu lintas agar tetap lancar meski banyak kendaraan pengunjung terkonsentrasi di kawasan tersebut. Kawasan dermaga Danau Singkarak merupakan titik konsentrasi pengunjung untuk melakukan tradisi balimau yang selalu menjadi salah satu kegiatan masyarakat ketika memasuki bulan puasa.
Kawasan dermaga Danau Singkarak misalnya, setiap memasuki bulan puasa, memang selalu menjadi pusat pengunjung untuk melakukan tradisi balimau. Dan dibandingkan hari-hari biasa, menjelang masuknya bulan puasa jumlah pengunjung di dermaga Danau Singkarak jauh meningkat. Dan kondisi ini cukup membawa rezeki bagi para pedagang yang berjualan dikawasan dermaga danau Singkarak.
Selain mandi dan berendam bersama keluarga, pengunjung Danau Singkarak juga terlihat mengambil pensi (kerang kecil) yang mudah didapat diperairan Danau Singkarak. Dan kegiatan tersebut seakan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung mengisi waktu menyambut bulan puasa.
Selain kawasan Danau Singkarak, pemandian air panas Buki Kili di kawasan Koto Baru dan Bukik Gadang di Nagari Koto Anau juga menjadi tujuan masyarakat untuk mandi balimau. Meski objek wisata yang ada diKabupaten Solok masih terbilang alami dan belum begitu mendapat sentuhan, namun animo masyarakat untuk berkunjung terutama dihari-hari tertentu masih tinggi.
Bahkan bukan saja masyarakat sekitar Kabupaten Solok yang datang berkunjung, dari luar daerah pun mendatango objek wisata yang ada di Kabupaten Solok jelang bulan puasa. Namun memang banyak pihak berharap agar objek wisata yang ada di Kabupaten Solok ini dapat dibenahi agar lebih memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok, Yandra mengatakan, setiap menjelang bulan puasa, objek wisata pemandian yang ada di daerah tersebut selalu menjadi tujuan bagi masyarakat yang melakukan tradisi balimau. Kondisi tersebut menurutnya, merupakan potensi untuk dapat dikembangkan.
“Pemerintahan secara bertahap berupaya membenahi lokasi objek wisata yang ada sesuai kemampuan keuangan daerah,” ungkapnya. (vko)