IMAM BONJOL, METRO – Pesantren Ramadhan 2019 ini bakal berbeda dari tahun sebelumnya. Para peserta Pesantren Ramadhan akan dibekali dengan ilmu Sumbang Nan 12. Kabag Kesra Kota Padang, Jamilus mengatakan materi Sumbang Nan 12 ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman adat istiadat bagi generasi muda, khususnya berinteraksi dalam pergaulan sehari hari.
Ia menambahkan, materi ini disinkronkan dengan materi keagamaan yang diajarkan oleh para mentor yang telah dilatih. “Tema kita tahun ini adalah “Pembinaan Iman dan Taqwa, Memperkokoh ABS-SBK. Materi keagamaan kita sinkronkan dengan materi adat,” terang Jamilus saat Launching Pesantren Ramadhan di Lapangan Imam Bonjol, Jumat (3/5) pagi.
Launching ini dihadiri oleh ribuan siswa SD dan SMP se Kota Padang, unsur Forkopimda Kota Padang, perwakilan lintas agama, organisasi masyarakat dan pihak terkait lainnya.
Seperti diketahui, pada pelaksanaan Pesantren Ramadan tahun 1440 H/2019 ini dilaksanakan selama 17 hari yakni 11-29 Mei. Ada beberapa inovasi yang dilakukan, seperti menggabungkan pelaksanaan dengan pengintegrasian falsafah ‘Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah’ (ABS-SBK) bagi peserta didik. Pembukaannya digelar serentak di 104 kelurahan yang akan dibuka oleh Tim Kota Padang pada 11 Mei 2019 selesai shalat subuh.
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah menyampaikan, ia pun menyambut baik pelaksanaan Pesantren Ramadan tahun ini yang memasukkan pengintegrasian budaya Minangkabau pada kompetensi dasar materi keagamaan dan kompetensi dasar khusus membahas dasar budaya Minangkabau.
“Ini merupakan inovasi yang tepat untuk meningkatkan hasil pelaksanaan kegiatan Pesantren Ramadan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut seiring perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, serta kuatnya arus globalisasi dan modernisasi yang berpotensi menggeser nilai-nilai agama dan budaya pada diri seseorang khususnya generasi muda,” ungkapnya.
Mahyeldi pun meyakini dengan adanya inovasi mengintegrasikan ABS-SBK dalam pelaksanaan Pesantren tersebut menjadi salah satu usaha agar generasi muda Sumatera Barat khususnya Kota Padang tidak kehilangan jati diri sesuai filosofi ABS-SBK, ‘Syara’ Mangato Adat Mamakai’.
“Sehingga dengan itu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan membentengi diri dengan agama dan nilai-nilai budaya Minangkabau,” harap Mahyeldi yang juga seorang dai itu.
Dijelaskannya lagi, Pesantren Ramadan adalah program konkret yang harus sukses dilaksanakan mulai dari perencanaan konsep kurikulumnya, pembekalan panitia hingga monitoring dan evaluasi pasca pelaksanaan kegiatan.
“Tentunya diharapkan, melalui program ini peserta didik mampu membangun pemahaman dan penerapan nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya Minangkabau melalui capaian kompetisi yang relevan setiap mata pelajaran. Sehingga, selesai mengikuti Pesantren Ramadan, mereka dapat memahami konsep ABS-SBK dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah dengan demikian akan menghasilkan generasi muda emas yang memiliki intelektual hebat, agama yang taat dan budaya yang kuat,” harapnya.
Dalam pencanangan tersebut juga diisi dengan pembacaan penyataan sikap bersama tokoh organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, LSM dan organisasi keagamaan se-Kota Padang dalam rangka menyambut Ramadan. Tujuannya, untuk sama-sama menciptakan suasana Kota Padang yang kondusif selama Ramadhan.
Sekolah Mulai Diliburkan
Siswa SD dan SMP di Kota Padang tak lagi mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM) mulai Sabtu (4/5). Selama 19 hari, 11-29 Mei 2019, siswa dialihkan belajarnya ke masjid/mushalla terdekat domisili untuk mengikuti Pesantren Ramadhan.
Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Padang, Ramson mengatakan, selama Ramadhan, siswa tidak libur belajar, namun dipindahkan prosesnya dari sekolah ke masjid/mushalla.
“Pesantren Ramadhan wajib diikuti peserta didik, jika tidak mengikuti maka akan berpengaruh pada nilai mata pelajaran Agama,” ucapnya, Jumat (3/5).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Barlius mengatakan, pihaknya akan melakukan monitoring terhadap guru selama Pesantren Ramadhan. Apabila terdapat majelis guru yang tak berpartisipasi, maka sertifikasi bagi guru tersebut akan ditinjau nantinya.
“Kita akan turun ke lapangan nanti melihat secara langsung,” ucap mantan Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Padang ini.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Padang, Jumadi mengimbau kepada peserta didik yang ikut dalam Pesantren Ramadhan baik tingkat SD dan SMP, untuk mengikuti dengan sebaik-baiknya. Lalu, kepada Disdik Kota Padang diminta mengawasi di lapangan majelis guru yang ditugaskan.
“Jika tak berpartisipasi, maka beri sanksi,” sebut kader Golkar ini. (tin/ade)