JAKARTA, METRO—Kinerja Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tahun ini berhasil mengantarkan Polri mempertahankan zero terrorism attack. Tak hanya menangkap tersangka kasus terorisme, Densus 88 Antiteror turut menangani anak-anak yang terpapar ideologi kekerasan ekstrem seperti Neo-Nazi dan White Supremacy.
Kepala Bareskrim Polri Komjen Syahardiantono menyampaikan bahwa zero terrorism attack merupakan komitmen Korps Bhayangkara. Raihan itu terus terjaga sejak 2023, 2024, hingga 2025. Menurut dia, keberhasilan itu tidak lepas dari langkah penegakan hukum yang proaktif.
“Capaian itu didukung oleh penangkapan terhadap 147 tersangka pada tahun 2023, 55 tersangka pada tahun 2024, 51 tersangka di tahun 2025,” ungkap Komjen Syahardiantono dalam Rilis Akhir Tahun di Mabes Polri, Jakarta Selatan (Jaksel), pada Selasa (30/12).
Menurut perwira tinggi bintang tiga Polri yang akrab dipanggil Syahar itu, kerja-kerja Densus 88 Antiteror tahun ini efektif menekan potensi ancaman serta menjaga stabilitas keamanan nasional. Secara khusus, dia menyebutkan beberapa kasus menonjol yang ditangani oleh Densus 88 Antiteror tahun ini.
“Pengungkapan jaringan radikalisme pada anak di bawah umur dengan rekrutmen online yang melibatkan 5 tersangka teroris dengan target 110 anak di 23 provinsi,” terang dia.
















