PADANG, METRO–Wacana pembongkaran infrastruktur di kawasan Lembah Anai kembali memantik kekhawatiran luas dari berbagai kalangan. Rencana tersebut dinilai berpotensi mengancam keberlangsungan Jembatan Tinggi Kereta Api Lembah Anai, ikon sejarah Sumatera Barat yang telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Pemerhati Kereta Api Sumatera Barat (MPKAS), Nofrins, menegaskan bahwa rencana pembongkaran Jembatan Kembar Anai tidak dapat dipandang sebagai persoalan teknis semata. Menurutnya, kawasan perkeretaapian Lembah Anai merupakan satu kesatuan historis yang saling terhubung dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
“Sumatera Barat akan semakin berduka jika Jembatan Tinggi KA Lembah Anai suatu hari ikut dibongkar sebagai efek berantai dari kebijakan hari ini. Ini bukan sekadar jembatan, melainkan ikon sejarah dan identitas daerah yang telah diakui dunia,” ujar Nofrins, Kamis (25/12).
Ia mengibaratkan kondisi tersebut seperti Rumah Gadang, simbol budaya Minangkabau. Jika salah satu tiang penyangga dicabut, maka kekuatan bangunan secara keseluruhan akan melemah.
“Kalau satu kaki jembatan dicabut, lama-kelamaan struktur lain ikut melemah. Ujungnya, kereta api di Sumatera Barat bisa tinggal cerita dan catatan sejarah di arsip UNESCO,” katanya.
Lebih lanjut, Nofrins mengingatkan bahwa jalur kereta api di Sumatera Barat memiliki peran besar dalam membentuk peradaban dan kemajuan wilayah ini pada masa lalu. Kehadiran kereta api menjadikan Sumatera Barat dikenal luas, tidak hanya di Nusantara, tetapi juga di tingkat internasional.
Ia juga menekankan bahwa pembangunan jembatan dan jalur kereta api tersebut dilakukan dengan pengorbanan besar para pendahulu bangsa pada masa kolonial.
