AGAM, METRO—Warga Simpang Muaro Pisang, Jorong Pasa Maninjau, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Selasa (23/12) siang mendadak gempar. Di tengah cuaca terik dan cerah, banjir bandang atau galodo tiba-tiba menerjang aliran sungai dan kawasan permukiman.
Aliran air berwarna cokelat pekat terlihat meluncur deras, membawa material lumpur, bebatuan besar, hingga potoÂngan kayu berukuran besar. Kondisi ini memicu kepanikan warga yang tengah beraktivitas di sekitar bantaran sungai dan jalur air.
Sejumlah video amatir yang direkam warga memperlihatkan derasnya arus galodo yang bahkan sempat tertahan di jembatan nagari. Rekaman tersebut dengan cepat beredar luas di media sosial dan menjadi perhatian publik.
Informasi sementara menyebutkan, galodo ini tidak disebabkan oleh hujan lokal, melainkan diduga akibat longsor tebing di kawasan perbukitan Kelok 28 pada jalur Kelok 44. Material longsoran disebut menyumbat aliran air di hulu, sebelum akhirnya jebol dan mengalir deras ke wilayah hilir.
Fenomena ini kembali mengingatkan masyarakat Minangkabau akan potensi galodo yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Meski di daerah hilir tidak turun hujan, ancaman tetap mengintai apabila terjadi gangguan di kawasan hulu atau perbukitan.
Peristiwa tersebut pertama kali viral setelah diunggah oleh akun Instagram @info_agam. Unggahan itu langsung dibanjiri komentar warganet yang menyampaikan doa dan kekhawatiran.
