PADANG, METRO– Chairwoman World Islamic Entrepreneur Summit (WIES) Sari Lenggogeni, BeCON, M.Man, Pg. Dipl. Ph.D mengatakan, WIES 2025 yang sukses digelar 26–29 November 2025 di Padang menjadi titik awal (starting point) kerja sama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbagai negara dengan UMKM lokal Indonesia dan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) khususnya.
“WIES yang baru saja digelar baru starting point. Ke depan kita akan follow up kerja sama dan kolaborasi yang telah terjalin melalui WIES,” ungkap Sari Lenggogeni di Padang, Jumat (19/120).
Sari Lenggogeni menambahkan, beberapa minggu ke depan, pihaknya akan melakukan evaluasi dari penyelenggaraan WIES. Tidak dipungkirinya WIES Tahun 2025 ini tidak seperti penyelenggaraan WIES Tahun 2023, karena dihadapkan pada kondisi Sumbar mengalami bencana hidrometeorologi.
“Meski bencana, alhamdulillah tamu dari luar negeri yang hadir luar biasa. Antusiasme peserta internasional terlihat dengan kehadiran peserta dari 20 negara. Mereka sangat happy hingga detik terakhir penyelenggaraan WIES. Bahkan peserta pada penutupan WIES menggelar doa bersama atas bencana yang melanda Sumbar,” ungkap Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumbar itu.
Yang paling menarik dari penyelenggaraan WIES Tahun 2025, ada sesi SMS Collaboration yang berhasil membangun jaringan UMKM global lokal. “Ada 40 UMKM internasional dan UMKM lokal saling melakukan potensi eksplorasi kolaborasi melalui sesi ini,” ungkap Sari Lenggogeni.
Melalui penyelenggaraan WIES, UMKM yang belum punya jaringan bertemu langsung dengan jejaring UMKM global seperti dari Malaysia, Dubai dan lainnya. “Meski belum ada deal transaksi, tetapi susah ada potensi kolaborasi. Ini yang akan ditindaklanjuti ke depan,” harapnya.
Yang menarik lainnya dari penyelenggaraan WIES Tahun 2025, produk batik Indonesia ternyata salah satu UMKM paling digemari UMKM Malaysia. “Mereka (UMKM) Malaysia mencari potensi kerja sama batik, baik itu peralatan membatik, teknik membatik dan kerja sama dengan buyer,” ungkapnya.
Melalui penyelenggaraan WIES juga UMKM lokal juga dapat mengetahui kualitas dari produk UMKM luar negeri. “Seperti produk UMKM dari Malaysia, sebenarnya produk sama, tapi produk mereka tampil profesional dengan packaging. Misalnya ada produk sabun dari bahan rumput laut, dibungkus dengan kemasan kertas kado lebih menarik. Harusnya bisa dipelajari UMKM lokal untuk peningkatan kualitas produknya,” ucapnya.
















