PADANGPANJANG, METRO—Peringatan Hari Jadi Kota (HJK) ke-235 Padangpanjang yang dilaksanakan Senin (1/12) berlangsung dalam suasana berbeda dan lebih sederhana dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kesederhanaan ini dilatarbelakangi musibah banjir bandang yang melanda wilayah tersebut dan beberapa daerah lain di Sumatra Barat (Sumbar).
Peringatan HJK melalui Sidang Paripurna DPRD Kota Padangpanjang dibuka oleh Ketua DPRD Kota Padangpanjang, Imbral, SE. Dalam sambutannya, Imbral menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah banjir bandang di kawasan Jembatan Kembar dan beberapa titik lainnya, yang telah menelan korban jiwa, luka-luka, serta harta benda.
“Peristiwa ini meninggalkan kesedihan yang mendalam. Saya berharap para korban yang meninggal dunia mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” ungkap Imbral.
Momentum Bangkit Bersama
Meski dihadapkan pada ujian berat, Imbral menegaskan bahwa peringatan HJK ke-235 ini harus menjadi momentum untuk bangkit bersama.
“Sejarah telah membuktikan bahwa kota ini tumbuh dan bertahan tidak hanya karena pembangunan fisik, tetapi karena ketangguhan masyarakatnya, keikhlasan para tokohnya, serta nilai-nilai keagamaan dan keberbudayaan yang mengakar kuat,” sebutnya.
Menurut Imbral, masa 235 tahun adalah perjalanan panjang bagi Padangpanjang yang berawal dari kawasan kecil di lereng Gunung Marapi dan Singgalang, hingga berkembang menjadi pusat pendidikan, agama, seni, dan budaya, serta melahirkan banyak tokoh besar bangsa.
Mengusung tagline Membangun dengan Hati, Inovasi dan Berkolaborasi, Imbral menjelaskan bahwa “Membangun dengan Hati berarti hadir untuk melayani, bukan dilayani. Sementara inovasi dan kolaborasi adalah modal utama dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks,” urainya.
Sementara salah satu perwakilan tokoh masyarakat, Ketua KAN Nagari Bukit Surungan Faiz Fauzan El Muhammady Dt. Bagindo Marajo, menyampaikan bahwa peringatan HJK adalah momen evaluasi terhadap program pembangunan.
“Sebagai masyarakat, kita tentu berharap semua kebijakan yang dibuat berorientasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya, mengingat Kota Padangpanjang bukanlah daerah kaya Sumber Daya Alam dan masih bergantung pada kucuran pemerintah pusat.
Faiz Fauzan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara DPRD, pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan untuk membangun Padangpanjang, terutama di tengah keterbatasan keuangan daerah dan bencana meteorologi.
















