PADANG, METRO – Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi bencana hidrometeorologis. Bencana itu terjadi karena badai Madden-Julian Oscillation (MJO). Itu juga memberikan dampak peningkatan curah hujan. Masyarakat diminta berhati-hati terhadap potensi bencana hidrometeorologis akibat curah hujan tinggi berupa banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, petir dan jalan licin.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun BIM Padangpariaman, Yudha Nugraha menyebutkan, MJO merupakan suatu gangguan cuaca yang berada di sekitar daerah khatulistiwa yang bergerak dari barat ke timur. Pola pergerakan MJO ini dapat dilihat dari meningkatnya daerah pertumbuhan awan-awan hujan sehingga dapat dimonitor pergerakannya.
Potensi cuaca esktrem berada di bagian barat Indonesia hingga awal bulan Mei. Selain itu berdasarkan analisa cuaca juga pesisir barat Sumatera masih terkena dampak dari Siklon Tropis Lorna yang dapat bertahan hingga dua hari ke depan. Akibatnya bisa menimbulkan banjir seperti yang terjadi di daerah Bengkulu.
“Masyarakat mewaspadai potensi fenomena ini hingga awal Mei. Bagi nelayan, kita berharap terus memantau kondisi cuaca sehingga dapat memastikan keamanan,” imbau Yudha, Senin (29/4).
Diketahui, cuaca ekstrem itu sebelumnya terjadi di Kota Padang, Sabtu (27/4) kemarin. Hujan dan angin kencang datang secara mendadak padahal sebelumnya terlihat cukup cerah. Akibatnya belasan pohon tumbang dan menutup badan. Permukiman warga juga ada yang kena pohon tumbang. Jaringan listrik dan telepon pada beberapa kelurahan juga sempat terjadi pemadaman.
Imbauan serupa juga diintruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur mengingatkan, masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem hingga awal Mei 2019. Cuaca ekstrem itu karena adanya fenomena MJO.
“Masyarakat diharapkan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap ancaman bencana. Karena, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di bagian barat Indonesia termasuk di wilayah Sumbar. Waspadai hujan lebat dan angin kencang,” kata Rumainur.
Sementara, untuk titik-titik rawan banjir ada beberapa daerah yakni, Limapuluh Kota (Pangkalan), Pasaman Barat, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Pesisir Selatan (Air Haji), Kota Padang (Pondok dan Bungus Teluk Kabung), Dharmasraya (Koto Baru), Kabupaten Agam, Padang Pariaman, Tanah Datar, Padang Panjang, dan Bukittinggi.
Namun, ada beberapa daerah lainnya yang juga rawan akan bencana banjir, tapi masih dalam intensitas tidak begitu tinggi.
Sedangkan, daerah yang ada di sepanjang pantai Sumatera Barat juga disebut rawan gelombang tinggi dan pasang seperti, Padangpariaman (Pantai Kata), Pariaman (Pantai Gandoriah, Pantai Tiram), Padang (Pantai Padang, Pantai Air Manis), Agam (Pantai Tiku), Pesisir Selatan (Pantai Carocok) dan Pasaman (Pantai Sasak).
Kemudian untuk titik rawan longsor terdata di sejumlah daerah Sumbar yakni, Kabupaten 50 Kota (Tanjung Balik dan Kelok 9), Agam (Palupuh, Maninjau dan Bawan), Pasaman (Panti), Padang (Bungus, Sitinjau Lauik, Bukik Lampu, Seberang Padang), Tanah Datar (Lembah Anai), Solok Selatan (Sungai Lasi), Dharmasraya (Muaro Takung) dan Pesisir Selatan (Surian-Aia Dingin). (mil)