PASAMAN, METRO–Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) digelar Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang setelah kapal nelayan “Primadona” dilaporkan hilang kontak di perairan Pulau Pangkal, Kabupaten Pasaman Barat. Kapal yang membawa enam orang tersebut hilang sejak Kamis (20/11) pagi, memicu operasi pencarian lintas instansi.
Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, membenarkan laporan itu dan menegaskan bahwa tim langsung bergerak cepat ke lokasi terakhir kapal terdeteksi. “Begitu laporan masuk, kami langsung mengaktifkan operasi SAR dan mengerahkan unsur gabungan,” ujarnya.
Menurut data SAR, boat tempel Primadona berangkat dari Pulau Tanahmasa, Nias, pada Kamis pukul 06.30 WIB menuju Air Bangis dengan perkiraan tiba pukul 12.00 WIB. Namun pada pukul 09.00 WIB, kontak dengan kapal hilang saat berada di koordinat 0°3’25.52″U – 99°9’33.41″T.
Laporan kehilangan disampaikan keluarga korban, Khairul Anami, pada Kamis malam pukul 22.40 WIB. “Kapal belum tiba di Air Bangis hingga malam hari,” jelas Abdul Malik.
Kapal Primadona memiliki ciri putih-merah, panjang 12 meter, lebar 1,8 meter, dengan dua mesin 40 PK. Di dalamnya terdapat enam orang, empat di antaranya sudah teridentifikasi yaitu Zulfikar (52), Akmal Daudi (40), Mario (36) – Air Bangis, Andika Putra (26), serta Roni Simbolon (47), Erbet Simbolon (51) yang berhasil diketahui identitasnya setelah ditemui.
Menanggapi laporan tersebut, Kantor SAR Padang melakukan pemapelan ke VTS, Kansar Nias, dan Kansar Mentawai pada pukul 23.00 WIB guna memperluas jangkauan informasi.
Pada Jumat (21/11) pukul 06.30 WIB, sebuah RIB 03 dengan enam personel diberangkatkan dari Dermaga RIB Sasak. Jarak menuju lokasi terakhir kapal terpantau mencapai 33,4 mil laut, dengan estimasi tempuh tiga jam perjalanan.
Tim SAR dilengkapi peralatan modern seperti RIB cepat, rescue car, perlengkapan air, peralatan medis, komunikasi, dan drone untuk pemantauan udara. Selain itu, cuaca menjadi tantangan serius karena BMKG melaporkan gelombang 1–2,5 meter dan angin 6–8 knot.
