SEKITAR 1,5 juta masyarakat Provinsi Sumbar mengikuti kegiatan simulasi gempa dan tsunami secara serentak, pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB), Jumat (26/4). Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Erman Rahman, saat kegiatan simulasi gempa dan tsunami di shelter utama Kantor Gubernur Sumbar, yang diikuti peserta dari pelajar SMA, TNI dan ASN, Jumat (26/4).
Menurutnya, simulasi kali ini merupakan simulasi dengan jumlah terbesar melibatkan masyarakat. Peringatan HKB bukan hanya daerah yang rawan terhadap gempa dan tsunami saja. tetapi dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota se-Sumbar,.
“Seluruh instansi pemerintah, swasta, TNI, Polri, sekolah dan hotel-hotel ikut terlibat melaksanakan kegiatan simulasi di tempatnya masing-masing,” terangnya.
Besarnya keterlibatan masyarakat ini tidak terlepas dari persiapan yang matang dilaksanakan BPBD Sumbar.
“Jauh-jauh hari kita sudah mengirimkan surat edaran ke seluruh instansi pemerintah dan swasta serta sekolah, agar melaksanakan simulasi di tempatnya masing-masing,” ujar Erman Rahman.
Simulasi ini diawali dengan sirine yang berbunyi tepat pukul 10.00 WIB pagi. Di mana peserta berlarian dari titik kumpul di Kantor BPBD Sumbar menuju shelter utama yang berada di Escape Building Kantor Gubernur Sumbar. “Meskipun ini hanya simulasi saja. Namun, kesiapsiagaan bencana ini perlu, karena ini mengingatkan kita agar tidak lengah sebab bencana dapat datang kapan saja,” ujar Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit yang ikut serta dalam kegiatan itu.
Nasrul Abit menyebutkan, pemerintah sudah menetapkan HKB ini setiap tahunnya. Artinya, masyarakat mesti meningkatkan kewaspadaan akan bencana ini. Jangan anggap HKB ini hanya kegiatan yang seremonial saja. “Kesadaran masyarakat ini yang paling penting, jangan hanya anggap kegiatan tahunan ini hanya sekedar sermoni saja, tapi anggap ini sebagai bentuk kewaspadaan kita akan bencana,” katanya.
Nasrul Abit mengingatkan masyarakat bahwa jika terjadi gempa terus menerus selama 30 detik keterangan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk segera mencari tempat yang aman atau mengungsi. “Ini yang mesti diperhatikan, jika terasa gempa 30 detik terus menerus, persiapkan diri untuk penyelamatan diri ke lokasi yang aman,” katanya.
Nasrul Abit juga mengimbau kepada masyarakat beberapa hal, pertama bagi masyarakat yang memiliki surat-surat berharga agar dimasukkan kedalam satu tempat (tas) begitu juga dengan makanan ringan, jadi ketika terjadi bencana gampang untuk membawanya.
Erman Rahman, menyampaikan, di Pemprov Sumbar simulasi melibatkan kurang lebih 2.500 orang, yang berasal dari Siswa SMA di Padang, Korem 032 WBR dan ASN di kantor Gubernur,” katanya.
Untuk masyarakat Sumbar yang ditinggal di daerah pesisir, Rahman mengimbau, apabila mendengar sirine peringatan dini tsunami berbunyi, agar segera lari ketempat yang aman, seperti shelter, daerah perbukitan atau zona hijau. “Jumlah sirine yang ada diseluruh sumbar 106 buah. Dengan sirine ini adalah salah satu cara dalam pengurangan resiko bencana. Dengan adanya simulasi kebencaan ini akan meningkatkan kepedulian masyarakat akan dirinya jika ada bencana yang datang,” harapnya. (*)