BUKITTINGGI, METRO–Pemerintah Kota Bukittinggi terus menunjukkan komitmennya dalam upaya menurunkan angka stunting. Hal ini ditandai dengan digelarnya Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang berlangsung di Aula Balai Kota Bukittinggi, Selasa (21/10). Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis.
Dalam sambutannya, Ibnu Asis menegaskan bahwa stunting bukan sekadar persoalan kesehatan, melainkan isu multidimensi yang berkaitan langsung dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan masa depan bangsa. Oleh karena itu, penanganannya perlu dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi.
“Stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi persoalan sosial dan ekonomi yang membutuhkan intervensi lintas sektor. Pendekatan aksi konvergensi menekankan pentingnya keterpaduan program agar upaya pencegahan dan penurunan stunting berjalan efektif dan berkelanjutan,” ujar Ibnu Asis.
Lebih lanjut, Wawako menjelaskan bahwa pemerintah pusat menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14,4 persen pada tahun 2029 dan 5 persen pada tahun 2045, sebagaimana tercantum dalam RPJPN 2025–2045.
Di tingkat daerah, Kota Bukittinggi mencatat kemajuan signifikan, di mana prevalensi stunting pada tahun 2024 turun menjadi 16,8 persen, atau menurun 3,3 poin dibanding tahun sebelumnya.
