POLIKO, METRO –Pemko Payakumbuh terus memperkuat pelestarian budaya Minangkabau di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi melalui program Satu Nagori Satu Iven. Program ini menjadi wadah bagi setiap nagari untuk menggelar kegiatan adat yang memperkuat identitas lokal sekaligus mempererat kebersamaan masyarakat. Kegiatan yang digelar di Nagari Sungai Durian, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori, Minggu (21/9, mengangkat tema “Malomang jo Mangalamai, Sumarak Manyambuik Hari Rayo”. Acara tersebut menghadirkan prosesi adat yang melibatkan ninik mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat, hingga generasi muda.
Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman mengatakan, Satu Nagori Satu Iven adalah bentuk komitmen pemerintah menjaga warisan budaya di tengah gempuran budaya luar dan perkembangan teknologi yang begitu cepat. “Covid-19 sudah mengubah pola pikir kita semua. Mau tidak mau, suka tidak suka, zaman sudah berubah dengan sangat cepat. Kalau kita tidak bergerak, budaya kita akan semakin terpinggirkan. Program ini menjadi salah satu cara kita memperkuat akar budaya,” kata Wawako Elzadaswarman.
Menurutnya, digitalisasi tidak harus dianggap sebagai ancaman, melainkan bisa menjadi sarana memperkenalkan budaya lokal ke audiens yang lebih luas. “Kita ingin anak-anak muda merasa bangga dengan budaya mereka sendiri. Melalui kegiatan seperti ini, mereka melihat langsung nilai-nilai adat dan ikut serta dalam melestarikannya. Kalau kita hanya bicara tanpa aksi, lama-lama budaya kita hanya tinggal cerita,” ujarnya.
Elzadaswarman menegaskan, keberhasilan program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah kota, kata dia, hanya berperan sebagai fasilitator. “Budaya itu akan hidup kalau dipraktikkan bersama-sama, bukan hanya ditonton. Pemerintah siap mendukung penuh selama masyarakat juga berkomitmen menjaga warisan budaya ini,” tutupnya.
Ketua DPRD Kota Payakumbuh Wirman Putra mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya, Satu Nagori Satu Iven bukan sekadar acara seremonial, tetapi bagian dari pembangunan karakter dan identitas daerah yang perlu dipertahankan secara berkesinambungan. “Kegiatan seperti ini harus menjadi agenda tahunan yang terus berkembang. DPRD siap mendukung agar budaya kita tidak hanya sekadar dikenang, tetapi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari,” katanya.
