SOLSEL, METRO – Di sebuah tepian sungai yang jernih di Pulau Mutiara, Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir, seorang perempuan tampak larut dalam gerak.
Tangan lentik meniru lenggak tari Bali, lalu tiba-tiba tubuhnya merunduk dengan langkah silat yang khas Minangkabau. Gerakan itu bukan sekadar tarian, melainkan pertemuan dua tradisi yang ia rangkai menjadi bahasa tubuh baru.
Perempuan itu adalah Theresa Febrysta Fuad. Ia Kepala Bidang (Kabid) Budaya Dinas Pariwisata Kabupaten Solok Selatan. Video tariannya yang direkam di alam terbuka itu belakangan beredar di media sosial.
“Gerakan itu terinspirasi dari gerakan silat yang dikembangkan ke dalam bentuk tari Bali dan Minang dengan konsep kontemporer,” kata Theresa, Jumat (5/9).
Theresa menyebut tarian itu tak memiliki nama khusus. Ia hanya mengambil pijakan dari tari Bali, lalu menganyamnya dengan dinamika Minangkabau.
Pilihan lokasi pun bukan kebetulan. Pulau Mutiara, yang sebenarnya adalah tepian Batang Sangir, ia pilih agar gerak tari sekaligus menjadi promosi wisata.
Latar belakang seni Theresa cukup panjang. Ia menempuh pendidikan sarjana di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, lalu melanjutkan magister di ISI Padang Panjang.
















