ilustrasi
LIMAPULUH KOTA, METRO–Petugas Satreskrim Polres Limapuluh Kota menggagalkan penyelundupan kacang tanah impor illegal, Selasa (20/10) malam. Penangkapan itu dilakukan di Jalan Sumbar-Riau, tepatnya di kawasan Lubuak Bangku, Kecamatan Harau. Kacang tersebut diangkut dari Dumai tujuan Padangpanjang, Sumatera Barat, dengan berat sebanyak 16 ton bernilai Rp480 juta.
Operasi yang dipimpin Kasatreskrim Polres Limapuluh Kota AKP Dicky Fertoffan Bachriel, dengan anggota khusus berpakaian preman berhasil mengendus dugaan penyelundupan pangan jenis kacang tanah dari Dumai menuju Sumbar.
“Kacang tanah disimpan di dalam 320 karung ukuran 50 kilogram. Total jumlah keseluruhannya sebanyak 16.000 kilogram atau 16 ton. Mereka membawa dengan menggunakan dua unit truk, “ jelas Kapolres Limapuluh Kota AKBP bagus Suripratomo.
Dijelaskan Kapolres yang didampingi Kasatreskrim AKP Dicky Fertoffan Bachriel serta Kanit Tipiter Satreskrim, Bripka Suaprit Oktaviandi, barang bukti 16 ton kacang tanah itu dibawa oleh empat orang. Masing-masing truk, berisikan sopir dan kernet. “Ada empat orang yang kita periksa,” jelas perwira yang lama bertugas di Densus 88 itu.
Dua orang sopir yang membawa kacang impor illegal itu MA (19) yang berasal dari Gadut, Lareh Sago Halaban dan ER (39) asal Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota. “Dua sopir ternyata tidak bisa menunjukkan kepada kita dan keduanya mengaku kalau hanya orang suruhan,” jelas Kasat.
Dari pengakuannya kepada penyidik mereka membawa kacang tanah itu dari Kota Dumai, dan kuat dugaan kacang tanah itu diimpor dari negeri Jiran Malaysia. “Diduga kacang masuk dari Malaysia melalui Riau dan Kepri,” katanya. (us)
