SAWAHLUNTO, METRO–Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, meninjau sekaligus beraudiensi dengan mahasiswa dan dosen peserta International Documentation Camp of Vernacular Architecture (Indonesia Vernadoc). Saat itu para mahasiswa yang tengah melakukan penelitian dan dokumentasi terhadap kincir air atau kincia lasuang pabrik kopi tradisional yang berlokasi di Desa Silungkang Duo, Kecamatan Silungkang.
Program Indonesia Vernadoc 2025 mengusung tema kincir air, dengan kincia lasuang sebagai salah satu objek utama dokumentasi.
“Teknologi tradisional ini digunakan oleh masyarakat Silungkang untuk menumbuk biji kopi, digerakkan sepenuhnya oleh energi air ,’ ungkap Riyanda Putra.
Dikatakan Riyanda Putra, Metode Vernadoc sendiri merupakan pendekatan ilmiah daÂlam mendokumentasikan arsitektur vernakular atau bangunan tradisional. MengguÂnakan teknik gambar manual yang terukur dengan media pensil, pena, dan tinta.
“Seluruh proses dilakukan langsung di lokasi (on site) melalui observasi mendalam terhadap bentuk serta fungsi bangunan,” jelasnya.















