PADANG, METRO–PT Semen Padang memperingati 67 tahun pengambilalihan PT Semen Padang dari tangan pemerintah Belanda yang jatuh pada Sabtu (5/7). Momen bersejarah ini ditandai dengan upacara bendera yang dipimpin langsung Plt Direktur Utama PT Semen Padang Pri Gustari Akbar, di Plaza Kantor Pusat PT Semen Padang, Senin (7/7) pagi.
Hadir pada upacara itu Direktur Keuangan Oktoweri, jajaran Komisaris, Penasehat dan Pengurus FKIKSP, Staf Pimpinan PT Semen Padang, Staf Pimpinan APLP, Karyawan/Karyawati PT Semen Padang dan Semen Padang Grup.
Menurut Pri Gustari, pengambilialihan PT Semen Padang menandai pengelolaan semua perusahaan Belanda atau asing di Indonesia, diserahkan kepada putri-putri Indonesia. Dengan dilakukannya nasionalisasi seluruh kepentingan ekonomi Belanda diambilalih dan ditempatkan langsung di bawah pengelolaan pemerintah RI, sebagai perusahaan negara, termasuk perusahaan di sektor industri seperti pabrik semen Indarung
“Sekarang, momen 67 Tahun Pengambilalihan PT Semen Padang dari Pemerintah Belanda ini, bisa menjadi titik balik bagi Semen Padang ke depan untuk lebih maju, jaya, sukses seperti zaman dulu yang pernah berjaya,” ungkap Pri, yang didampingi Direktur Keuangan dan Umum PT Semen Padang Oktoweri.
Di sisi lain, dengan dikeluarkannya kebijakan transformasi bisnis oleh Semen Indonesia, PT Semen Padang juga telah siap menjalani perubahan. Karena, perusahaan kebanggaan masyarakat Sumbar ini sudah pernah menjalani mulai dari penjualan hingga pengelolaan aset.
Pri juga menyebut, PT Semen Padang optimistis bahwa transformasi model bisnis yang sedang dijalankan perusahaan dapat mengambil peran strategis dan menjadi pusat industri semen, khususnya di wilayah Sumatera.
“Kita yakin, dengan tantangan lebih besar, dan semangat kebersamaan, maka Semen Padang bisa melewati semua tantangan. Apalagi Semen Padang sudah berusia 115 tahun. Sudah melewati berbagai hal, mulai dari perang, nasionalisasi dari tangan Belanda, krisis ekonomi, reformasi, pandemi Covid-19 hingga sekarang hadir era digital,” ulas Pri.
Pri mengajak seluruh karyawan untuk meninggalkan pola kerja lama, memperkuat kolaborasi lintas unit, meningkatkan produktivitas, dan menjunjung tinggi integritas dalam setiap peran. “Kita tidak bisa hanya menunggu pasar membaik. Kita harus menjadi bagian dari perubahan. Bergerak lebih cepat, solid, dan tangguh,” tegasnya.
Ia juga menyerukan dukungan penuh dari seluruh stakeholder—karyawan, mitra, pelanggan, pemerintah daerah, hingga masyarakat—karena peran Semen Padang tidak hanya sebagai produsen semen, tetapi juga penggerak pembangunan daerah dan nasional.
“Kami butuh dukungan semua pihak agar Semen Padang terus berkontribusi dalam pembangunan negeri, sekaligus menjadi lokomotif ekonomi di Sumatera Barat dan Kawasan Barat Indonesia,” tambahnya.
Sebagai perusahaan semen pertama di Indonesia, PT Semen Padang bukan hanya simbol industri, tetapi juga saksi sejarah perjuangan ekonomi bangsa. Sejak dinasionalisasi pada 1958, perusahaan ini konsisten menjadi pilar kemandirian industri nasional.
“Kita tidak sekadar mewarisi pabrik. Kita mewarisi semangat perlawanan dan kepercayaan bahwa anak bangsa mampu mengelola industri strategis,” ujar Pri.













