PADANG, METRO–Universitas Negeri Padang (UNP) mendirikan Migran Centre di Kampus UNP. Hadirnya Migran Centre UNP menjadi pusat layanan terpadu untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja terampil yang siap bersaing di pasar kerja internasional.
Migran Centre UNP diluncurkan Direktur Jenderal (Dirjend) Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri (P3KLN) Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Dr. Dwi Setiawan Susanto, SE, M.Si, Ak, didampingi Rektor UNP, Krismadinata, Ph.D, bertepatan saat Wisuda ke-139 UNP periode Juni hari pertama, Sabtu, (28/6).

Rektor UNP Krismadinata mengatakan, Migran Centre UNP didirikan untuk membekali mahasiswa dan lulusan UNP agar dapat bekerja di luar negeri. “Dengan dibekali di Migran Centre, mahasiswa dan lulusan UNP yang bekerja di luar negeri tampil profesional dan legal dan dilindungi,” ungkap Krismadinata saat Wisuda ke-139 UNP periode Juni hari kedua, Minggu (29/6) di Auditorium UNP.
Pada kesempatan itu, Krismadinata juga menampilkan barcode Survey Peluang Kerja di Luar Negeri kepada 1.140 wisudawan yang hadir. “Silahkan wisudawan scand barcode ini untuk bergabung di Migran Centre UNP, jika ingin bergabung kerja ke luar negeri,” ajaknya.
Diketahui, peresmian Migran Centre ini juga ditandai dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman Rektor UNP dengan Menteri P2MI dan BP2MI. Kerja sama terkait program persiapan dan penempatan Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke luar negeri.
Dirjen P3KLN Kementerian P2MI Dwi Setiawan mengapresiasi langkah strategis UNP yang tidak hanya membangun fasilitas lengkap seperti, ruang kelas, hotel praktik, area parkir dan pelatihan instruktur, tetapi juga menyiapkan sistem pembinaan terintegrasi bagi mahasiswa sejak awal.
“Migran Centre UNP ini one stop service. Tidak hanya menyiapkan kemampuan bahasa dan keterampilan kerja, tapi juga karakter, empati, kesabaran, dan loyalitas yang menjadi keunggulan PMI,” ujarnya.
Ia menambahkan, PMI telah memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah, melalui remitansi yang dikirimkan rutin ke keluarga di kampung halaman. “Di satu desa saja bisa ada 200 orang migran yang mengirim hingga lebih dari Rp500 juta per bulan. Artinya, Migran Centre ini bukan hanya soal lapangan kerja, tapi juga dampak ekonomi nyata,” jelasnya.
Senior Eksekutif UNP, Prof. Ganefri, Ph.D, menegaskan, Migran Centre UNP dibangun dengan dukungan Kementerian P2MI dan terbuka untuk lulusan perguruan tinggi di Sumbar, khususnya pascasarjana, serta masyarakat umum.
“Ini bukti komitmen UNP berkontribusi menyiapkan SDM Sumbar agar bisa mengambil peluang kerja di luar negeri, khususnya di negara seperti Jepang, Timur Tengah, Taiwan dan Hongkong,” kata Prof. Ganefri.
Dalam upaya memperkuat kompetensi bahasa, Migran Centre UNP menyiapkan pelatihan empat bahasa utama: Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin. Bahkan, pada Oktober mendatang, UNP akan menjadi tuan rumah Confucius Institute, pusat pengembangan bahasa dan budaya Mandarin yang didukung Tianjin Foreign Studies University, Tiongkok.
Prof. Ganefri menyebutkan, UNP siap mengisi kebutuhan tenaga kerja global di berbagai sektor seperti, keperawatan, hospitaliti, teknik, hingga mendukung penyelenggaraan haji di luar negeri. Ia menegaskan berbagai skema penempatan dijajaki. Termasuk skema antar pemerintah (G2G), swasta (G2P), serta keterlibatan Diaspora Indonesia yang memiliki usaha di negara tujuan.
UNP Wisuda
2.200 Lulusan
Wisuda ke-139 periode Juni UNP dilaksanakan dua hari. Hari pertama, Sabtu (28/6), jumlah yang diwisuda 1.060 lulusan. Sementara, hari kedua sebanyak 1.140 lulusan.
Krismadinata mengucapkan selamat dan sukses kepada wisudawan yang telah mengikuti perjalanan akademik di UNP selama ini. Wisuda ini menurutnya, menjadi momen sejarah yang mencatat lulusan kampus yang bersinar di tingkat nasional dan diakui dunia.
















