SOLSEL, METRO – Kabupaten Solok Selatan (Solsel) menjadi daerah yang masuk sebagai salah satu bagian lokasi potensial dan prospektif untuk dikembangkan menjadi sentra bawang putih nasional. Tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) kembali memproyeksikan 40 hektare (Ha) luasan tanam di Solsel setelah target 20 Ha tahun lalu terealisasi.
”Dari pemetaan wilayah, ada sekitar 500 Ha lahan pertanian di Solsel bisa dipakai untuk lokasi penanaman bawang putih. Tahun 2018 sudah ditanam 20 Ha dan hasilnya akan diproses untuk dijadikan benih pada musim tanam tahun ini seluas 40 Ha,” ujar Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Solsel, Risa Herfina.
Ia menambahkan, bawang putih sudah jadi salah satu komoditas strategis nasional. Produksinya terus digenjot pemerintah untuk mencapai target swasembada pada 2021. Tujuannya untuk menekan dan mengurangi impor tanaman holtikultura jenis allium sativum itu.
Ia menjelaskan, di Solsel, bawang putih bakal dikembangkan di dua kecamatan, yakni Pauh Duo dan Sangir. Kedua kecamatan itu dinilai cocok karena memiliki ketinggian diatas 700 mdpl. Bawang putih ini memang dianjurkan dan bagus ditanam di tanah yang sejuk.
Munculnya sentra bawang putih ini merupakan upaya Kementan dalam mengejar target swasembada bawang putih melalui Permentan No. 16 Tahun 2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Permentan ini memuat klausul importir bawang putih wajib melakukan tanam di dalam negeri paling sedikit 5 persen dari total impor yang diajukan.
”Lokasi tanam diutamakan di wilayah baru, salah satunya tersebar di Solsel. Hal ini dilakukan agar produksi dalam negeri terus meningkat. Kementan pun telah menyediakan anggaran besar untuk upaya ini. Tahun ini Solsel mendapat sebesar Rp1,6 miliar dan akan disalurkan kepada petani berupa bantuan bibit, mulsa dan pupuk,” ungkapnya.
Dengan proyeksi 40 Ha luasan tanam tahun ini, pihaknya bakal menyediakan 18 ton benih bantuan. Kalkulasinya, perhektar lahan akan dibantu 450 kilogram bibit dengan konversi bantuan Rp34 juta berupa bibit, mulsa dan pupuk.
”Hal ini sesuai arahan Kementan, pengembangan bawang itu mesti dilakukan secara masif dengan menggerakkan petani untuk menanam. Seluruh yang ditanam itu hasil panennya nanti diproses untuk dijadikan benih lalu ditanam lagi dengan harapan panen berikutnya dapat meningkat tiga sampai empat kali lipat,” bebernya.
Dikatakannya, pemerintah juga telah mengantisipasi dampak program swasembada terhadap harga jual. Pihaknya telah menjalin kerja sama dengan PT Petani di Kota Padang, untuk membeli hasil panen bawang petani di Solsel. Direncanakan bawang dibeli dalam bentuk basah seharga Rp13 ribu perkilo.
”Jika panen petani sedikitnya 4 kali lipat dari jumlah bibit bantuan yang disalurkan, maka petani sudah berhasil meraup hasil Rp23 juta per satu kali musim panen untuk tiap satu hektare lahan. Sangat menguntungkan tentunya,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Solsel, Tri Handoyo Gunardi menambahkan, selain bawang putih, Solsel juga mendapat bantuan pengembangan bawang merah sebesar Rp380 juta tahun ini. Luasan tanamnya ditarget 20 Ha dengan jumlah Rp18 juta per hektare yang akan disalurkan berupa bibit kepada petani.
“Selain bawang putih, Solsel juga dapat bantuan untuk pengembangan bawang merah. Diharapkan hasilnya akan sesuai dengan perencanaan,” pungkasnya. (afr)