AGAM, METRO–Perang Kamang yang meletus pada 1908 merupakan salah satu bentuk nyata perlawanan rakyat Minangkabau terhadap ketidakadilan, pemaksaan kebijakan dan upaya pemecah belah yang dilakukan penjajah Belanda.
Minggu (15/6), masyarakat Kabupaten Agam khususnya Kamang Magek memperingati 117 tahun peristiwa bersejarah tersebut, sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang Perang Kamang.
Di waktu bersamaan, masyarakat Kabupaten Agam juga memperingati 117 tahun Perang Manggopoh.
Kedua hari bersejarah ini, satu kesatuan perjuangan pergerakan masyarakat Kabupaten Agam dalam perlawanan melawan kolonialisme.
Demikian disampaikan Bupati Agam, Benni Warlis saat menjadi Inspektur Upacara peringatan Perang Kamang, di halaman Kantor Camat Kamang Magek, Minggu (15/6).
Dikatakan, perlawanan bersenjata untuk meraih kemerdekaan terjadi silih berganti di seluruh pelosok nusantara, bahkan tidak terhitung pejuang rakyat yang telah gugur.
“Sederetan panjang perjuangan tersebut, sejarah mencatat 15 Juni 1908 terjadi sebuah peristiwa yang telah terukir dengan tinta emas dalam lembaran sejarah yaitu, perjuangan masyarakat Kamang menghadapi penjajahan Belanda,” kata bupati.
















