AGAM, METRO – Ratusan masyarakat antusias menyaksikan 88 santri dan santriwati mengikuti khatam Al-Quran di Nagari Matua Mudiak Kecamatan Matur selama 6-7 April, Minggu (7/4) di Masjid Nurul Yakin. Namun, khatam Quran bukanlah akhir dari membaca Al Quran. Sebab, pada kenyataannya setelah di-khatam Quran memang jarang lagi membaca Quran. Bahkan, tidak heran Al Quran hanya sering tersimpan dalam lemari dibanding dibuka untuk dibaca.
Camat Matur Edo Aipa Pratama mengatakan, hendak pascakhatam Quran membaca Quran. Dan kegiatan khatam Al-quran ini merupakan agenda tahunan yang telah memasuki pelaksanaan ke-X, dengan pelaksanaan digilir di seluruh masjid di Nagari Matua Mudiak. “Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata perwujudan gerakan nagari madani di setiap nagari,” ujarnya.
Camat menjelaskan, kegiatan diawali dengan pawai taaruf dengan peserta sebanyak 300 orang dan dilanjutkan penilaian terhadap penampilan bacaan Al-Quran dihadapkan para guru dan juri. Camat berharap, kegiatan ini menjadi agenda rutin yang bukan hanya dilaksanakan oleh panitia dan Pemerintah Nagari, namun juga menjadi perhatian dan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.
“Hal ini merupakan harapan semua tokoh masyarakat kita, khususnya perantau supaya kegiatan keagamaan ini digelar tiap tahun, sehingga melahirkan generasi-generasi yang Islami secara merata di setiap kampung,” harapnya.
Sementara, sebanyak 61 santri di Nagari Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, ikuti Khatam Quran yang tersebar di tiga MDA di nagari tersebut, Minggu (7/4). Ketiga MDA itu yakni, MDA Nurul Iman Pandam Gadang Jorong PGRM 21 santri, MDA Al Hidayah Mato Aia Jorong III Kampuang 33 santri dan TPQ Surau Baru Jorong Aro Kandikia tujuh santri.
Camat Tilatang Kamang, Ade Harlien mengapresiasi pelaksanaan khatam Quran tersebut, karena ini merupakan bukti bahwa anak telah menyelesaikan pendidikan baca Al Quran. Seperti biasanya, dikatakan Ade Harlien, sebelum khatam dimulai, para santri diarak sekeliling kampung guna memberi tahu pada masyarakat, bahwa orang tua santri telah mendidik anaknya.
“Kita ucapkan terima kasih pada orang tua santri yang telah mengantarkan anaknya belajar mengaji. Begitu juga pada guru MDA sudah mengajarkan anak-anak kita baca Al-Quran,” kata Ade.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari mewujudkan gerakan Nagari Madani, meski sudah jadi tradisi di Kabupaten Agam, khususnya di Tilatang Kamang.
“Walaupun telah dikhatam, diharapkan santri mampu menghayati dan mendalami isi kanduangan Al-Quran, semoga ini menjadi bekal bagi mereka baik di dunia maupun akhirat,” ujar Ade. (pry)