JAKARTA, METRO – Energi terbarukan menjadi jawaban atas tantangan kedaulatan energi di Indonesia. Energi terbarukan juga sekaligus jawaban terhadap perubahan iklim dunia yang terjadi saat ini.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Daerah Penghasil Panas Bumi Indonesia (ADPPI), Hasanuddin, di Kantor ADPPI di Jakarta, Rabu (3/4).
Menurut Hasanuddin, ada beberapa alasan mengapa energy terbarukan penting, untuk menjawab semua tantangan tersebut. Alasan pertama, energy fosil yang saat ini menjadi andalan pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia, ketersediannya semakin lama semakin menipis.
Kondisi ini, terangnya, harus segera diatasi dengan pengalihan sistematis dari energy fosil kepada energi terbarukan.“Jika terlambat, kedaulatan energi Indonesia bisa terancam,” tandasnya.
Alasan kedua, energi fosil yang selama ini sudah digunakan dan menjadi andalan pemenuhan energi, sebenarnya bermata dua. Satu sisi energi fosil seperti batu bara, minyak dan gas bumi, menghasilkan energi yang cukup besar dan cenderung lebih murah dari energi alternatif.
”Namun demikian, emisi CO2 yang dihasilkan juga cukup besar, yang terus memberikan sumbangan terhadap penumpukan Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfir bumi yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim yang dampaknya sudah terasa saat ini,” ujarnya.
Menurut Hasanuddin, meskipun didaulat menjadi jawaban utama tantangan pemenuhan energi, pengembangan dan penggunaan sumber energy terbarukan masih sangat-sangat terbatas. Hal ini antara lain disebabkan kebijakan yang belum berpihak kepada energy terbarukan. Hal ini dapat berimplikasi kepada harga energy terbarukan yang belum kompetitif bila dibandingkan dengan harga energy fosil yang masih disubsidi.
Di sisi lain, penguasaan teknologi yang rendah sehingga nilai impornya tinggi, keterbatasan dana untuk penelitian, pengembangan, maupun investasi dalam pemanfaatan energy terbarukan serta infrastruktur yang kurang memadai, membuat pengembangan dan pemanfaatan energy terbarukan berjalan lambat.
Diungkapkannya, Indonesia memiliki potensi energy terbarukan yang cukup besar dibandingkan dengan negara-negara lain. Terdapat lima jenis energy terbarukan yang siap untuk dikembangkan dan menjadi andalan pemenuhan energy nasional, antara lain energi air, panas bumi, angin, surya, dan bioenergi.
”Bahkan pihak Kementerian ESDM menyebutkan, target pemerintah RI tahun 2025 energi air mampu menyumbang 17,9 GW energy listrik dan panas bumi sebesar 7,2 GW,” jelasnya.
Sesuai dengan kondisi alam Indonesia, dua energy tersebut merupakan anugerah Tuhan YME kepada Indonesia dengan ketersediaannya yang cukup melimpah. Ditambah dengan jenis-jenis aneka energi terbarukan lainnya.
Hasanuddin melihat, kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menggunakan energy terbarukan pun mulai meningkat. Berbagai kampanye penggunaan energi terbarukan terus di gelar, salah satunya yang sedang marak saat ini adalah kampanye gerakan #bersihkanindonesia.
“Dalam situs resminya www.bersihkani ndonesia.org gerakan #BersihkanIndonesia adalah gabungan organisasi masyarakat sipil yang bertujuan, mengajak masyarakat Indonesia untuk aktif mendorong perubahan kebijakan energi, ekonomi dan lingkungan. Dalam hal kedaulatan energi, gerakan ini berpandangan bahwa ‘Untuk mencapai kedaulatan energi, Indonesia butuh menggunakan energi terbarukan’,” katanya.
Hasanuddin berharap, dengan semakin banyaknya dukungan bagi penggunaan energy terbarukan, pemanfaatan energi terbarukan yang melimpah di Indonesia dapat terus ditingkatkan.
”Dengan demikian, Indonesia dapat keluar dari ancaman krisis energi dan dari ancaman dampak pemanasan global. Kesejahteraan masyarakat dapat dicapai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan yang juga bermanfaat bagi kelangsungan hidup bermasyarakat,” katanya.(rel/fan)