PASBAR, METRO–Seorang warga dilaporkan hilang akibat diserang buaya saat menyeberangi kanal bersama rekan-rekannya di areal PT BPP Bakrie, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, pada Selasa (13/5) sekitar pukul 12.50 WIB.
Korban diketahui bernama Depi Pahrizi (45), warga Jalan Sumba, Nagari Taluk Ambun Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang. Kejadian itupun sontak membuat heboh warga setempat dan langsung berbondong-bondong datang ke lokasi untuk mencari korban.
Kabar warga Pasaman Barat hilang diterkam buaya itu pertama kali dilaporkan oleh Sekretaris Nagari Koto Sawah. Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Tim Search and Rescue (SAR) Padang, yang kemudian mengerahkan satu regu dari Pos SAR Pasaman menuju lokasi kejadian sekitar pukul 13.05 WIB di hari yang sama.
Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, membenarkan peristiwa ini dan menyebutkan bahwa korban diterkam saat berada di tengah kanal. Saat itu, korban menyeberang bersama tiga rekannya dengan maksud menuju kebunnya.
“Rekannya, Mukri, menyaksikan langsung kejadian tersebut. Saat korban berada di tengah kanal, seekor buaya muncul dan menerkam tubuh korban. Rekan korban sempat mencoba menariknya, namun upaya tersebut nihil,” kata Abdul Malik, Selasa (13/5).
Menurut keterangan saksi mata, ungkap Badul Malik, dalam perjalanan menuju kebun harus menyeberangi kanal yang berada di sebelah kanan jembatan besi arah Sikabau, Ujung Gading. Ketika Depi menyeberang paling belakang, seekor buaya tiba-tiba muncul dari dasar air dan menyeretnya ke dalam kanal.
“Tim SAR yang beranggotakan lima personel berangkat dari Pos SAR Pasaman dan menempuh perjalanan sejauh 63,9 kilometer dalam waktu sekitar satu setengah jam. Mereka membawa sejumlah perlengkapan utama untuk operasi pencarian, seperti kendaraan rescue double cabin, perahu LCR, peralatan SAR air, alat komunikasi, dan perlengkapan medis,” jelas Abdul Malik.
Kanal PT BPP diketahui melintasi wilayah yang masih alami dan menjadi habitat sejumlah satwa liar, termasuk buaya. Hal ini membuat operasi pencarian menjadi lebih menantang dan membutuhkan kewaspadaan tinggi.
Pihak SAR menyebut kejadian ini sebagai kondisi membahayakan manusia, sehingga perlu penanganan cepat dan koordinasi intensif dengan warga serta pihak terkait.
“Operasi SAR hari pertama langsung kami gelar begitu laporan diterima. Ini merupakan misi kemanusiaan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam pelaksanaan,” ujar Abdul Malik.













