JAKARTA, METRO–Diplomasi pemerintahan Prabowo Subianto dinilai bisa mengangkat RI dalam kancah global. Dengan posisi Sugiono sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) RI juga punya kemampuan negosiasi dalam kebijakan yang menyangkut kepentingan nasional.
Baru-baru ini, Menlu Sugiono bertemu dengan Menlu AS Marco Rubio untuk negosiasi perihal kebijakan tarif impor Donald Trump. Menurut Ketua Harian Ikatan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (IAPPI), Yuliandre Darwis, agenda diplomasi Sugino layak diapresiasi.
Dia mengatakan demikian karena Indonesia jadi negara ASEAN pertama yang diterima oleh Menlu AS Marco Rubio di Washington D.C pasca transisi pemerintahan Joe Biden ke Donald Trump.
“Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama yang secara resmi diterima di Washington untuk negosiasi tarif bilateral dengan Pemerintah AS di tengah tren proteksionisme global yang kian menguat,” kata Andre, Jumat (18/4).
Pun, Andre berharap dengan diplomasi itu akan menghasilkan output selain penurunan tarif impor. Namun, diplomasi itu juga akan ada output yang bermanfaat untuk mewujudkan program Presiden Prabowo seperti percepatan transisi energi hijau, pengembangan ekonomi biru, hingga penguatan ekonomi digital dan kreatif.
Dia menekankan gaya politik dalam diplomasi luar negeri pemerintahan RI yang dipimpin Presiden Prabowo dan Menlu Sugino. Andre menyebut sebagai ‘diplomats in chief’, sosok yang berani, cekatan, dan visioner.
“Presiden Prabowo dengan latar belakang militer dan pengalaman panjang di kancah global, mengeksekusi diplomasi bukan sekadar sebagai urusan protokoler, melainkan sebagai arena strategis untuk mengamankan kepentingan nasional,” jelas Andre.
















