OLEH: Irsyad Syafar (Anggota DPRD Sumbar F-PKS)
DUNIA memang sudah semakin canggih. Tidak saja pesawat terbang dan mobil yang menggunakan sistem auto pilot, ternyata ibadah shalat ada pula yang dilakukan dengan sisĀtem auto pilot.
Kalau pesawat terĀbang dikendalikan oleh pilotnya saat take off dan landing, lalu kemudian lebih baĀnyak dikendalikan secara otomatis (auto pilot). Maka dalam shaĀlat, banyak pula orang yang dalam shaĀlatnya, hatinya haĀdir saat takbiratul ihram dan salam saja. Selebihnya pikirannya mengembara kemana-mana. Tapi gerakan shalat tuntas juga dikerjakan sampai akhir.
Pastinya, kita mengerĀjakan shalat adalah untuk beribadah menyembah Allah. Tujuannya agar Allah menerimanya dan kita menĀdapatkan pahala. Allah tidak membutuhkan sedikitpun dari shalat kita. Tapi kita yang butuh akan pahala dan RidhaNya.
Allah telah meneĀgasĀkan bahwa orang yang beĀruntung dan menang itu adalah orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. Yaitu orang yang hatinya hadir dalam shalat dan tunduk kepada Allah. Bila hatinya lalai dan tidak haĀdir, tentu Allah tidak meĀnerimanya dan dia tidak mendapatkan pahala dari shalat tersebut.
Rasulullah SAW mengĀgambarkan beragamnya porsi kehadiran hati seoĀrang hamba dalam shalatĀnya. Beliau bersabda yang artinya: āSesungguhnya seseorang sudah selesai dari shalatnya, tidak ditulisĀkan baginya (pahala) keĀcuali hanya sepersepuluh dari shalatnya, seperĀsemĀbilannya, seperdeĀlapanĀnya, sepertujuhnya, seĀperenamnya, seperĀlimaĀnya, seperempatnya, seĀpertiganya, seperduanya.ā (HR Abu Daud).
Dalam hadits ini RaĀsulullah SAW tidak memĀbicarakan orang yang tidak shalat. Melainkan tentang orang yang shalat. Dimana dia tidak memperoleh paĀhala yang penuh dari shaĀlat yang dikerjakannya.
Ibnu Abbas mengataĀkan: āEngkau tidak memĀperoleh dari shalatmu keĀcuali yang engkau sadari.ā Artinya yang akal dan pikiĀrannya hadir dalam semua gerak-gerik dan bacaan shalat. Tidak sedikit orang yang berkhayal atau memiĀkirkan berbagai hal dalam shalatnya. Sampai-sampai barangnya yang hilang ketemunya di dalam shalat.
Ketika iblis terusir dari surga dia sudah berĀsumĀpah akan mengganggu maĀĀĀnusia. Si iblis ini akan nongkrong di jalan yang lurus agar manusia dibeĀlokkan ke jalan yang salah. Allah berfirman menyeĀbutkan sumpah iblis terseĀbut yang artinya: āIblis menjawab: āKarena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-beĀnar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemuĀdian saya akan mendataĀngi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).ā (QS Al Aāraf: 16-17).
Salah satu bentuk iblis menghalangi manusia dari jalan yang lurus adalah dengan mengganggunya ketika shalat. SebagaiĀmana Rasulullah sampaiĀkan dalam sebuah hadits yang maknanya:
āJika adzan dikumanĀdangkan, syaitan akan lari dengan suara kentutnya sehingga dia tidak menĀdengar suara adzan. Ketika adzan sudah selesai, maka dia akan kembali dan jika iqamat diucapkan, maka ia kembali lari. Jika iqamat sudah selesai, maka dia akan kembali dengan membisikkan sesuatu keĀpaĀda orang yang shalat. Syaitan berkata:













