LIMAPULUH KOTA, METRO – Hujan deras disertai petir, kilat, badai dan angin kencang memporak-porandakan bangunan dan menumbangkan pohon di Kabupaten Limapuluh Kota, Kamis (28/3) sekitar pukul 18.00 WIB. Lima kecamatan terkena ganasnya angin badai itu.
Tidak ada korban jiwa, namun puluhan unit rumah milik warga seperti yang dilaporkan warga kepada Badan Penganggulangan Bencana Nasional (BPBD) Limapuluh Kota, mengalami rusak parah. Ada yang tertimpa pohon tumbang. Atap rumah bertembangan karena tertiup angin kencang dan hujan badai.
Kepala BPBD Limapuluh melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Rahmandinol menyebutkan, sedikitnya 5 kecamatan menjadi korban bencana alam angin kencang dan hujan badai. “Daerah yang terkena adalah Kecamatan Harau, Kecamatan Guguak, Kecamatan Mungka, Kecamatan Lareh Sago Halaban dan Kecamatan Luak,” ungkapnya.
Angin kencang dan hujan badai tersebut selain merusak rumah penduduk, lahan perkebunan seperti pohon pisang, kakao dan ubi kayu petani serta jenis tanaman lainnya juga rusak. Malah sejak Kamis pukul 18.30 WIB sampai pukul 22. 00 WIB listrik mati total.
Diakui Rahmadinol, dari 5 kecamatan yang terkena musibah dan hujan badai tersebut terparah di Kecamatan Guguk merusak sejumlah rumah warga di Nagari Kuranji, Nagari Padang Jopdang, Guguak VIII Koto. Sedangkan di Kecamatan Harau angin kencang dan hujan badai merusak sejumlah rumah warga di Nagari Taram dan nagari Lubuak Batingkok.
Sementara di Kecamatan Lareh Sago Halaban angin kencang dan hujan badai merusak sejumlah rumah warga di Nagari Labuah Gunuang, Nagari Sitanang, Nagari pakan Rabaa, Nagari Balaipanjang.
”Sejauh ini berada kerugian warga atas musibah yang terjadi di 5 wilayah kecamatan tersebut belum dapat ditafsir karena banyaknya rumah dan pertanian masyarakat yang rusak akibat angin kencang dan hujan badai yang terjadi di daerah itu,” pungkas Rahmadinol.
Camat Harau Andri Yasmen membenarkan ada tempat usaha seperti toko oleh oleh diwilayahnya diterjang dahsyatnya angin kencang disertai badai dan hujan senja itu. Bahkan atap tempat usaha masyarakat diterjang hingga porak poranda.
”Peristiwa ini membuat bangunan dan tempat usaha oleh oleh masyarakat kita ikut diterbangkan angin. Sehingga memang tidak bisa lagi ditempati karena seluruh atapnya sudah diporakporakan oleh angin,” sebutnya. (us)