AGAM, METRO–Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak, khususnya sapi, masih berjangkit di Kabupaten Agam. Terhitung sejak Desember 2024 sampai awal Januari 2025, puluhan hewan ternak dilaporkan terserang PMK. Sejak akhir November 2024, kasus PMK kembali ditemukan di Kabupaten Agam dengan jumlah ternak terjangkit mencapai 28 ekor sapi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Ir. Arief Restu, M. Si, Selasa, (7/1) saat ditemui diruang kerjanya mengatakan, salah satu penyebab munculnya kembali kasus PMK adalah kelembaban udara tinggi yang memicu aktivitas virus dan bakteri.
“Virus dan bakteri yang sebelumnya dorman kembali aktif karena kelembaban udara yang meningkat,” ujarnya.
Arief menjelaskan, ada 4 penyebab utama penularan PMK, yang pertama kontak langsung dari hewan sakit ke hewan sehat. Kemudian penularan dari manusia melalui virus yang ikut menempel pada atribut peternak, sperti baju, sepatu, alat kandang, dll. Virus PMK juga bisa menyebar melalui produk hewan seperti pakan sisa. Dan yang terakhir, PMK dapat menyebar melalui udara.
Sementara itu, Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian Kabupaten Agam, drh. Sri Hilmayeni menambahkan, diperlukan biosekuriti dalam upaya pencegahan penyebaran PMK yang harus ditaati baik itu oleh petugas maupun peternak.
“Ternak yang terjangkit PMK harus segera di isolasi atau dipindahkan jauh dari lokasi kandang ternak lainnya”, tutur Yeni.
